Rabu, 25 Desember 2013

Gurita Sang Pencari Ilmu

Gurita Sang Pencari Ilmu
          Olimpiade Gurita adalah acara yang ditunggu-tunggu oleh semua gurita di dunia, termasuk Piti si gurita merah. Acara ini mempertemukan seluruh gurita-gurita terbaik dari seluruh belahan dunia. Ajang ini menjadi ajang keilmuan yang dimiliki oleh gurita-gurita terbaik di masing-masing daerahnya. Gurita-gurita dituntut untuk selalu memperbarui ilmunya agar mampu bersaing di Olimpiade Gurita. Piti sudah tak sabar ikut di dalamnya. 
          Piti belajar dengan giat. Ia selalu mencari informasi kesana kemari tak pernah lelah. Ia selalu bermimpi memenangi Olimpiade Gurita. Ia tidak ingin melewatkan masa hidupnya dengan sia-sia. Piti berguru kepada siapapun yang ia anggap punya ilmu lebih, tak peduli lebih muda atau tua. Piti benar-benar seirus menimba ilmu untuk mempersiapkan dirinya di ajang tersebut.
          Olimpiade Gurita sudah ada sejak lama. Acara ini sudah berlangsung sebanyak 10 kali dimulai pada tahun 2001, dengan jeda antar Olimpiade Gurita sebanyak 1 tahun. Acara ini akan berlangsung untuk ke-11 kalinya pada tahun ini. Persiapan-persiapan yang dimiliki gurita-gurita,termasuk Piti, haruslah sangat matang.
          Olimpiade Gurita ini memiliki beberapa jagoan. Pertama, Imi si gurita hijau. Imi berasal dari Laut Bermuda, Amerika Tengah. Imi telah menjuarai Olimpiade Gurita sebanyak 3 kali, yakni tahun 2001, 2002, dan 2003. Jagoan kedua adalah Fini si gurita hitam dari Laut Filipina, Asia Tenggara. Fini telah menjuarai Olimpiade Gurita sebanyak 2 kali, yakni pada tahun 2005 dan 2006. Fini selalu menjadi peringkat 2 di Olimpiade Gurita sejak tahun 2007-2010, sehingga di tahun 2011 ini dia berambisi untuk merebut predikat juara Olimpiade Gurita. Sedangkan Piti bukan menjadi unggulan di dalam kejuaraan ini.
          Juara terbanyak Olimpiade Gurita adalah Gili si gurita coklat. Gili adalah gurita yang berasal dari Samudera Pasifik, tepatnya di Utara negara Vanuatu. Gili menjadi juara Olimpiade Gurita sejak tahun 2007-2010. Ia sudah memenangi ajang tersebut sebanyak 4 kali. Gili sangat berambisi untuk menambah koleksi gelar juaranya pada tahun ini.
          Olimpiade Gurita pun akan segara dimulai. Seluruh gurita dari seluruh belahan dunia berkumpul di tempat kejuaraan. Tuan rumah Olimpiade Gurita kali ini adalah Laut Banda, Indonesia. Seluruh gurita mulai berdatangan di Laut Banda sehari sebelum Olimpiade Gurita dimulai. Para gurita tuan rumah menyambut para peserta dengan ramah. Tuan rumah sangat menghargai dan mengutamakan kenyamanan para tamu selama berada di Laut Banda, Indonesia.
          Pembukaan Olimpiade Gurita esok harinya berlangsung meriah. Pembukaan diawali oleh sambutan Pak Ode si gurita kuning. Beliau menyambut seluruh peserta dan mengajak untuk sportif dalam meraih kemenangan. Pembukaan dilengkapi dengan atraksi kembang api yang luar biasa indah. Olimpiade Gurita pasti berlangsung sangat meriah.
          Olimpiade Gurita pun dimulai. Babak penyisihan pun dimulai. Para peserta sebanyak 32 gurita dibagi menjadi 8 grup. Masing-masing grup diisi oleh 4 gurita. Imi, Fini, Gili, dan Piti berada di 4 grup yang berbeda. Setiap grup akan diwakili 2 gurita terbaik di masing-masing grup, sehingga total ada 16 gurita terbaik yang lolos ke babak ke-2. Di babak kedua, setiap gurita akan saling berhadapan satu lawan satu, sehingga nanti diperoleh 8 gurita terbaik di babak semifinal. Lalu, 4 gurita terbaik akan didapatkan dari babak semifinal untuk bertarung di babak final.
          Para peserta menunjukkan kemampuan dan kecerdasannya di Olimpiade Gurita kali ini. Tiga gurita unggulan, yakni Imi, Fini, dan Gili yang diprediksi bakal melenggang ke final benar-benar tidak kesulitan untuk melewati babak penyisihan. Para jagoan itu mulai menemui kesulitan di babak ke-2. Namun, mereka bertiga mampu melewati hadangan lawan-lawannya. Dengan kualitas yang sangat prima, 3 jagoan itu mampu melewati babak semifinal dan melenggang ke final. 
          Finalis yang ke-4 adalah Piti si gurita merah yang berasal dari Laut Natuna, Indonesia. Para penonton tak mengira Piti bisa menembus babak final. Namun, melihat sepak terjang Piti sejak babak penyisihan, maka tak salah ia pantas masuk sebagai finalis. Seluruh penonton tertuju kepada Piti.
          Babak final akhirnya tiba. Babak yang ditunggu-tunggu oleh seluruh gurita di seluruh dunia akhirnya datang. Ada 4 gurita terbaik yang berhasil mengalahkan lawan-lawannya di babak-babak sebelumnya. Para finalis terdiri dari Imi, Fini, Gili, dan Piti. Para finalis diharuskan menjawab soal-soal dari juri. Siapa yang mampu menjawab dengan benar dan memiliki jumlah terbanyak, ialah pemenangnya.
          Babak final berlangsung seru. Ada 65 soal yang diajukan juri dengan sistem rebutan.  Masing-masing jawaban benar dari peserta bernilai 1 poin. Para finalis harus berfikir keras dan cepat untuk mampu menjawab dengan benar. Para finalis silih berganti menjawab soal-soal dari juri. Para penonton bersorak gembira jika melihat jagoannya mampu menjawab dengan benar. 
           Babak final kali ini benar-benar menegangkan. Piti kelihatan kesulitan di awal-awal. Namun, ia berhasil bangkit di pertengahan babak. Skor masing-masing gurita berbeda sangat tipis. Di Olimpiade-Olimpiade sebelumnya, ketika soal memasuki nomor 55 biasanya sudah bisa ditebak siapa pemenangnya, karena selisih poin yang jauh. Namun, sekarang sangat berbeda. Hingga pertanyaan ke 60, skor ke-4 finalis berbeda sangat tipis,sehingga masih sulit diprediksi siapa pemenangnya. Piti terlihat tegang karena belum pernah menghadapi kondisi seperti ini
          Babak final pun mencapai klimaksnya. Soal ke-64 mampu dijawab Gili dengan benar, sehingga Gili pun berhasil menyamakan skor dengan ke-4 finalis menjadi sama 16 poin. Pertanyaan ke-65 pun mejadi pertanyaan penentu siapa juara Olimpiade kali ini. Para finalis dengan siaga menunggu dan mendengarkan pertanyaan dari juri. Mereka yakin pertanyaan ke-65 ini pasti pertanyaan tersulit di Olimpiade Gurita kali ini.
“Apakah Pluto termasuk planet? Sebutkan alasannya”, tanya juri.
“Hmmm...”, gumam para penonton setelah mendengarkan pertanyaan yang ternyata begitu mudah untuk dijawab.
“Ya, betul pak. Pluto termasuk planet karena ia memiliki orbit, mengelilingi matahari, dan tidak mengeluarkan cahaya”, jawab si Gili dengan tegas diikuti oleh muka kecewa finalis lainnya, termasuk Piti, karena kurang cepat menjawab soal tersebut.
“Jawaban anda, salah. Silahkan finalis lain yang memiliki pendapat lain”, kata juri.
          Para finalis dan penonton sangat kaget dengan jawaban juri. Mereka semua pasti tahu bahwa Pluto adalah planet ke-9 di tata surya kita. Namun, para juri malah menyalahkan jawaban itu. Terlihat si Gili sangat terpukul dengan jawaban itu. Ia takut kehilangan gelarnya. Terlihat Fini, Imi, dan Piti sedang berpikir keras. Mereka mengingat-ingat kembali ilmu tentang tata surya mereka. Tiba-tiba, Piti mengangkat tangannya untuk menjawab soal juri tersebut.
“Pluto bukanlah anggota tata surya lagi. Ia memang memiliki orbit yang mengelilingi matahari, namun orbitnya tidaklah seperti planet-planet lain yang orbit melingkar. Orbit Pluto memotong orbit planet lain, seperti Uranus dan Neptunus, sehingga tidak bisa dikatakan sebagai planet. Tahun 2010, ilmuwan NASA juga sudah mengeluarkan Pluto dari golongan planet di tata surya kita. Sehingga, Pluto bukanlah planet lagi sekarang”, jawab Piti dengan lancar.
          Para juri berdiskusi sejenak setelah mendengar jawaban Piti. Penonton dan para finalis lain pun kaget dengan jawaban Piti. Para juri pun membenarkan jawaban Piti dan Piti pun menjadi juara Olimpiade Gurita untuk pertama kalinya. Piti tak percaya bahwa ia menjadi juara Olimpiade Gurita. Ia sangat bangga dan senang denga prestasinya ini. Ia sama sekali tidak menyangka bisa mengalahkan jagoan-jagoan yang sangat diunggulkan.
          Sesi penyerahan hadiah dan medali pun tiba. Fini mendapat juara 3, Imi mendapat juara 2, dan Piti mendapat juara 1. Setelah menerima medali, Piti diberi kehormatan untuk berbicara di hadapan seluruh penonton dan peserta Olimpiade Gurita.
“Terima kasih kepada ayah dan ibu saya yang telah membantu saya meraih prestasi ini. Terima kasih juga untuk guru-guru, teman-teman, dan semua orang yang telah membantu saya. Saya tidak menyangka bisa mendapat gelar ini. Saya bukanlah orang-orang jenius seperti teman-teman peserta Olimpiade Gurita ini. Saya tidak memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggi. Namun, saya suka mencari ilmu-ilmu yang baru dari siapapun dan manapun. Saya selalu peka terhadap apa yang ada di dunia ini, sehingga saya juga tahu apa yang menjadi hal baru di dunia ini, termasuk tentang Pluto tadi. Oleh karena itu, teman-teman semua, janganlah kita merasa sudah pandai dan merasa tidak butuh ilmu yang baru. Yakinlah, dunia ini selalu berubah dan selalu ada yang baru. Hilangkan rasa sok pandai kita, dan mari tingkatkan rasa keingintahuan kita”, kata Piti di depan seluruh penonton dan peserta diikuti tepuk tengan meriah dari seluruh peserta dan penonton.

                    Piti telah menunjukkan bahwa bakat alami hanyalah sebagian kecil penentu kesuksesan. Kerja dan belajar keraslah yang membuat kita sukses. Bakat hanya mampu menunjukkan potensi kita sesaat. Namun, bakat tanpa dipoles dengan kerja dan belajar yang keras, tidak akan pernah mengantarkan kita kepada kesuksesan. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar