Rabu, 25 Desember 2013

Gurita Sang Pencari Ilmu

Gurita Sang Pencari Ilmu
          Olimpiade Gurita adalah acara yang ditunggu-tunggu oleh semua gurita di dunia, termasuk Piti si gurita merah. Acara ini mempertemukan seluruh gurita-gurita terbaik dari seluruh belahan dunia. Ajang ini menjadi ajang keilmuan yang dimiliki oleh gurita-gurita terbaik di masing-masing daerahnya. Gurita-gurita dituntut untuk selalu memperbarui ilmunya agar mampu bersaing di Olimpiade Gurita. Piti sudah tak sabar ikut di dalamnya. 
          Piti belajar dengan giat. Ia selalu mencari informasi kesana kemari tak pernah lelah. Ia selalu bermimpi memenangi Olimpiade Gurita. Ia tidak ingin melewatkan masa hidupnya dengan sia-sia. Piti berguru kepada siapapun yang ia anggap punya ilmu lebih, tak peduli lebih muda atau tua. Piti benar-benar seirus menimba ilmu untuk mempersiapkan dirinya di ajang tersebut.
          Olimpiade Gurita sudah ada sejak lama. Acara ini sudah berlangsung sebanyak 10 kali dimulai pada tahun 2001, dengan jeda antar Olimpiade Gurita sebanyak 1 tahun. Acara ini akan berlangsung untuk ke-11 kalinya pada tahun ini. Persiapan-persiapan yang dimiliki gurita-gurita,termasuk Piti, haruslah sangat matang.
          Olimpiade Gurita ini memiliki beberapa jagoan. Pertama, Imi si gurita hijau. Imi berasal dari Laut Bermuda, Amerika Tengah. Imi telah menjuarai Olimpiade Gurita sebanyak 3 kali, yakni tahun 2001, 2002, dan 2003. Jagoan kedua adalah Fini si gurita hitam dari Laut Filipina, Asia Tenggara. Fini telah menjuarai Olimpiade Gurita sebanyak 2 kali, yakni pada tahun 2005 dan 2006. Fini selalu menjadi peringkat 2 di Olimpiade Gurita sejak tahun 2007-2010, sehingga di tahun 2011 ini dia berambisi untuk merebut predikat juara Olimpiade Gurita. Sedangkan Piti bukan menjadi unggulan di dalam kejuaraan ini.
          Juara terbanyak Olimpiade Gurita adalah Gili si gurita coklat. Gili adalah gurita yang berasal dari Samudera Pasifik, tepatnya di Utara negara Vanuatu. Gili menjadi juara Olimpiade Gurita sejak tahun 2007-2010. Ia sudah memenangi ajang tersebut sebanyak 4 kali. Gili sangat berambisi untuk menambah koleksi gelar juaranya pada tahun ini.
          Olimpiade Gurita pun akan segara dimulai. Seluruh gurita dari seluruh belahan dunia berkumpul di tempat kejuaraan. Tuan rumah Olimpiade Gurita kali ini adalah Laut Banda, Indonesia. Seluruh gurita mulai berdatangan di Laut Banda sehari sebelum Olimpiade Gurita dimulai. Para gurita tuan rumah menyambut para peserta dengan ramah. Tuan rumah sangat menghargai dan mengutamakan kenyamanan para tamu selama berada di Laut Banda, Indonesia.
          Pembukaan Olimpiade Gurita esok harinya berlangsung meriah. Pembukaan diawali oleh sambutan Pak Ode si gurita kuning. Beliau menyambut seluruh peserta dan mengajak untuk sportif dalam meraih kemenangan. Pembukaan dilengkapi dengan atraksi kembang api yang luar biasa indah. Olimpiade Gurita pasti berlangsung sangat meriah.
          Olimpiade Gurita pun dimulai. Babak penyisihan pun dimulai. Para peserta sebanyak 32 gurita dibagi menjadi 8 grup. Masing-masing grup diisi oleh 4 gurita. Imi, Fini, Gili, dan Piti berada di 4 grup yang berbeda. Setiap grup akan diwakili 2 gurita terbaik di masing-masing grup, sehingga total ada 16 gurita terbaik yang lolos ke babak ke-2. Di babak kedua, setiap gurita akan saling berhadapan satu lawan satu, sehingga nanti diperoleh 8 gurita terbaik di babak semifinal. Lalu, 4 gurita terbaik akan didapatkan dari babak semifinal untuk bertarung di babak final.
          Para peserta menunjukkan kemampuan dan kecerdasannya di Olimpiade Gurita kali ini. Tiga gurita unggulan, yakni Imi, Fini, dan Gili yang diprediksi bakal melenggang ke final benar-benar tidak kesulitan untuk melewati babak penyisihan. Para jagoan itu mulai menemui kesulitan di babak ke-2. Namun, mereka bertiga mampu melewati hadangan lawan-lawannya. Dengan kualitas yang sangat prima, 3 jagoan itu mampu melewati babak semifinal dan melenggang ke final. 
          Finalis yang ke-4 adalah Piti si gurita merah yang berasal dari Laut Natuna, Indonesia. Para penonton tak mengira Piti bisa menembus babak final. Namun, melihat sepak terjang Piti sejak babak penyisihan, maka tak salah ia pantas masuk sebagai finalis. Seluruh penonton tertuju kepada Piti.
          Babak final akhirnya tiba. Babak yang ditunggu-tunggu oleh seluruh gurita di seluruh dunia akhirnya datang. Ada 4 gurita terbaik yang berhasil mengalahkan lawan-lawannya di babak-babak sebelumnya. Para finalis terdiri dari Imi, Fini, Gili, dan Piti. Para finalis diharuskan menjawab soal-soal dari juri. Siapa yang mampu menjawab dengan benar dan memiliki jumlah terbanyak, ialah pemenangnya.
          Babak final berlangsung seru. Ada 65 soal yang diajukan juri dengan sistem rebutan.  Masing-masing jawaban benar dari peserta bernilai 1 poin. Para finalis harus berfikir keras dan cepat untuk mampu menjawab dengan benar. Para finalis silih berganti menjawab soal-soal dari juri. Para penonton bersorak gembira jika melihat jagoannya mampu menjawab dengan benar. 
           Babak final kali ini benar-benar menegangkan. Piti kelihatan kesulitan di awal-awal. Namun, ia berhasil bangkit di pertengahan babak. Skor masing-masing gurita berbeda sangat tipis. Di Olimpiade-Olimpiade sebelumnya, ketika soal memasuki nomor 55 biasanya sudah bisa ditebak siapa pemenangnya, karena selisih poin yang jauh. Namun, sekarang sangat berbeda. Hingga pertanyaan ke 60, skor ke-4 finalis berbeda sangat tipis,sehingga masih sulit diprediksi siapa pemenangnya. Piti terlihat tegang karena belum pernah menghadapi kondisi seperti ini
          Babak final pun mencapai klimaksnya. Soal ke-64 mampu dijawab Gili dengan benar, sehingga Gili pun berhasil menyamakan skor dengan ke-4 finalis menjadi sama 16 poin. Pertanyaan ke-65 pun mejadi pertanyaan penentu siapa juara Olimpiade kali ini. Para finalis dengan siaga menunggu dan mendengarkan pertanyaan dari juri. Mereka yakin pertanyaan ke-65 ini pasti pertanyaan tersulit di Olimpiade Gurita kali ini.
“Apakah Pluto termasuk planet? Sebutkan alasannya”, tanya juri.
“Hmmm...”, gumam para penonton setelah mendengarkan pertanyaan yang ternyata begitu mudah untuk dijawab.
“Ya, betul pak. Pluto termasuk planet karena ia memiliki orbit, mengelilingi matahari, dan tidak mengeluarkan cahaya”, jawab si Gili dengan tegas diikuti oleh muka kecewa finalis lainnya, termasuk Piti, karena kurang cepat menjawab soal tersebut.
“Jawaban anda, salah. Silahkan finalis lain yang memiliki pendapat lain”, kata juri.
          Para finalis dan penonton sangat kaget dengan jawaban juri. Mereka semua pasti tahu bahwa Pluto adalah planet ke-9 di tata surya kita. Namun, para juri malah menyalahkan jawaban itu. Terlihat si Gili sangat terpukul dengan jawaban itu. Ia takut kehilangan gelarnya. Terlihat Fini, Imi, dan Piti sedang berpikir keras. Mereka mengingat-ingat kembali ilmu tentang tata surya mereka. Tiba-tiba, Piti mengangkat tangannya untuk menjawab soal juri tersebut.
“Pluto bukanlah anggota tata surya lagi. Ia memang memiliki orbit yang mengelilingi matahari, namun orbitnya tidaklah seperti planet-planet lain yang orbit melingkar. Orbit Pluto memotong orbit planet lain, seperti Uranus dan Neptunus, sehingga tidak bisa dikatakan sebagai planet. Tahun 2010, ilmuwan NASA juga sudah mengeluarkan Pluto dari golongan planet di tata surya kita. Sehingga, Pluto bukanlah planet lagi sekarang”, jawab Piti dengan lancar.
          Para juri berdiskusi sejenak setelah mendengar jawaban Piti. Penonton dan para finalis lain pun kaget dengan jawaban Piti. Para juri pun membenarkan jawaban Piti dan Piti pun menjadi juara Olimpiade Gurita untuk pertama kalinya. Piti tak percaya bahwa ia menjadi juara Olimpiade Gurita. Ia sangat bangga dan senang denga prestasinya ini. Ia sama sekali tidak menyangka bisa mengalahkan jagoan-jagoan yang sangat diunggulkan.
          Sesi penyerahan hadiah dan medali pun tiba. Fini mendapat juara 3, Imi mendapat juara 2, dan Piti mendapat juara 1. Setelah menerima medali, Piti diberi kehormatan untuk berbicara di hadapan seluruh penonton dan peserta Olimpiade Gurita.
“Terima kasih kepada ayah dan ibu saya yang telah membantu saya meraih prestasi ini. Terima kasih juga untuk guru-guru, teman-teman, dan semua orang yang telah membantu saya. Saya tidak menyangka bisa mendapat gelar ini. Saya bukanlah orang-orang jenius seperti teman-teman peserta Olimpiade Gurita ini. Saya tidak memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggi. Namun, saya suka mencari ilmu-ilmu yang baru dari siapapun dan manapun. Saya selalu peka terhadap apa yang ada di dunia ini, sehingga saya juga tahu apa yang menjadi hal baru di dunia ini, termasuk tentang Pluto tadi. Oleh karena itu, teman-teman semua, janganlah kita merasa sudah pandai dan merasa tidak butuh ilmu yang baru. Yakinlah, dunia ini selalu berubah dan selalu ada yang baru. Hilangkan rasa sok pandai kita, dan mari tingkatkan rasa keingintahuan kita”, kata Piti di depan seluruh penonton dan peserta diikuti tepuk tengan meriah dari seluruh peserta dan penonton.

                    Piti telah menunjukkan bahwa bakat alami hanyalah sebagian kecil penentu kesuksesan. Kerja dan belajar keraslah yang membuat kita sukses. Bakat hanya mampu menunjukkan potensi kita sesaat. Namun, bakat tanpa dipoles dengan kerja dan belajar yang keras, tidak akan pernah mengantarkan kita kepada kesuksesan. 


Rabu, 11 Desember 2013


Balik Modal dan Pengabdian, 2 Pilihan Sulit Dokter Setelah Lulus
               Jurusan Pendidikan Dokter (PD) selalu menjadi jurusan paling favorit bagi kebanyakan anak-anak SMA di Indonesia, terutama Jurusan Pendidikan Dokter di kampus-kampus favorit, mulai yang negeri seperti UI, UGM, UNAIR, UNDIP, UNPAD, UB, dan UNSRI, hingga kampus-kampus swasta seperti Universitas Trisakti, Universitas Muhammadiyah, dan lain-lain. Banyak siswa-siswi yang rela menghabiskan waktunya ketika SMA demi meraih cita-cita menjadi seorang dokter. Bagi mereka, masuk PD adalah kebanggan tersendiri. Mereka tahu betapa keras dan kejamnya persaingan untuk memperebutkan bangku kuliah di PD. Bahkan, tak jarang kita dengar tak sedikit uang yang disiapkan dan dikucurkan para orang tua demi melihat anaknya menjadi seorang dokter.
               Sudah menjadi rahasia umum bahwa biaya untuk kuliah di PD tidak murah. Universitas-universitas negeri saja memasang tarif yang tidak sedikit, apalagi yang swasta. Memang ada kampus yang biaya kuliah di PD nya relatif lebih murah daripada PD di universitas lain, namun jumlah biaya tersebut masih tergolong tinggi bagi ukuran rakyat Indonesia. Kecuali yang mendapatkan beasiswa bidik misi, biaya yang harus ditanggung mahasiswa PD lebih tinggi daripada jurusan-jurusan lain. Hal ini mungkin disebabkan bearnya biaya praktikum di PD, membeli mayat, mahalnya alat, dan lain-lain.
               Pengorbanan orang tua yang anaknya ingin menjadi dokter itu tidak mudah. Orang tua harus siap secara mental dan materi. Mereka harus siap menerima kenyataan bahwa anaknya yang ingin menjadi dokter bakal menghadapi pilihan sulit ketika lulus, yakni balik modal atau ingin mengabdi. Mereka juga harus siap mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, bahkan tidak jarang ada orang tua yang sampai menjual mobilnya demi biaya pendidikan anaknya di PD. Di sisi lain, ada beberapa mahasiswa PD yang berasal dari keluarga kurang mampu dan tidak dikenakan biaya sama sekali selama kuliah di PD. Namun, ujian orang tua mereka juga tidak kalah berat. Orang tua mereka harus siap melewatkan waktunya tanpa anaknya yang ingin menjadi dokter. Orang tua mereka juga harus siap bekerja tanpa dibantu anaknya, dimana ketika SD hingga SMA, anaknya sering membantunya mencari nafkah.
               Ada sebuah kisah singkat yang menggambarkan besarnya pengorbanan orang tua untuk melihat anaknya kelak menjadi dokter. Teman SMA kami, sebut saja Ari, ingin melanjutkan kuliah di PD di suatu universitas negeri ternama di Indonesia. Ia berhasil masuk PD melalui jalur SNMPTN Tulis. Singkat cerita, ia pun mendaftar ulang ke universitas itu. Dilihat dari penghasilan orang tuanya sebagai PNS, sekitar Rp 5 juta per bulan, ia termasuk golongan menengah. Uang gedung, begitu ia menyebutnya, jumlahnya cukup besar, sekitar Rp 128 juta. Jumlah yang sangat besar bagi orang tua yang bekerja sebagai PNS. Orang tuanya pun memutuskan untuk mengangsur uang gedung itu selama 2-3 tahun, sekaligus dengan uang muka. Angsuran per bulannya sekitar Rp 2 juta, sehingga gaji orang tuanya otomatis langsung terpotong Rp 2 juta untuk melunasi uang gedung, dan sisa Rp 3 juta untuk menghidupi keluarga. Sungguh pengorbanan materi yang sangat besar dari orang tua demi si Ari, sampai-sampai orang tuanya harus berhemat tiap bulannya.
               Banyak kesan positif dan negatif yang disematkan masyarakat kita kepada para calon dokter, walaupun kesan itu sebenarnya tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Kesan positifnya adalah dokter merupakan pekerjaan yang mulia, kalau ada keluarga yang sakit bisa diobati tanpa bayar, kalau ada teman yang sakit bisa nego fee jasa dokter memakai istilah “harga teman”, dan lain-lain. Kesan negatif yang disematkan beberapa orang kepada dokter adalah kelak bakal sulit mencari pekerjaan karena sudah banyak dokter praktek, rumah sakit dan puskesmas kelak tidak mampu menampung dokter lagi, dokter itu mata duitan, fee dokter kadang naik tiba-tiba, dan lain-lain. Beberapa atau semua kesan di atas bisa jadi benar, namun juga bisa jadi salah. Semua tergantung dari bagaimana para calon dokter memahami dan merancang masa depannya sebagai seorang dokter.
               Kita berbicara tentang masa depan seorang dokter. Maka, tak ada salahnya kita memetik informasi tentang bagaimana kehidupan di PD dan masa depan yang diharapkan oleh mahasiswa-mahasiswi PD dari pengakuan seorang calon dokter, yang kebetulan adalah teman SMA kami. Sebut saja namanya Bunga. Bunga adalah mahasiswi PD universitas swasta di Indonesia. Ia baru masuk PD setahun setelah ia lulus dari SMA. Di percobaan pertamanya dulu, ia gagal masuk PD. Ia hanya masuk Jurusan Kebidanan. Ia merasa tidak cocok dan memutuskan untuk mencoba peruntungannya masuk PD untuk kedua kalinya tahun depan. Ia pun berhasil masuk PD.
               Pengakuan Bunga tentang kehidupan kuliah di PD sangat unik. Di awal-awal masa kuliahnya, ia sudah terbiasa belajar di antara pukul 02.00=03.00 pagi. Pagi sampai malam selalu dipenuhi tugas-tugas yang menumpuk, sehingga ia harus rela mengurangi waktu tidurnya demi belajar. Sebelumnya, perlu diketahui bahwa biaya gedung yang ia bayar sangat mahal, lebih dari Rp 100 juta. Ia juga mengaku bahwa banyak sekali alat-alat kedokteran yang harus ia beli dan miliki sealam kuliah di PD, seperti stetoskop, tensimeter, dan lain-lain. Akan tetapi, ia mengaku bisa mendapat tambahan uang jika menjadi asisten dosen (asdos). Praktikum yang harus ia jalani di awal-awal kuliah ini cukup banyak, seperti farmakologi, histologi, anatomi, dan fisiologi. Ia juga merasa solidaritas di PD sangat kuat, terutama kalau ada teman yang pemahamannya kurang, karena jika pemahamannya kurang, bisa berbahaya bagi pasien yang ditangani nanti.
               Untuk meraih masa depan yang cerah, tak cukup bagi Bunga untuk menguasai ilmu kedokteran saja. Ia wajib mengasah soft skill nya lewat organisasi di kampus. Ia mengikuti organisasi kampus, contohnya PTBMMKI (Perhimpunan Tim Bantuan Medis Mahasiswa Kedokteran Indonesia). Untuk masa depannya, ia ingin menjadi dokter spesialis dan dosen, namun tergantung situasi ke depannya. Ia juga ingin meraih beasiswa ke luar negeri yang disediakan universitasnya jika ingin mengambil spesialis.  Ia juga melihat masa depan dengan perasaan sebagai seorang manusia. Ia merasa jika ingin kadi dokter, jangan berharap untuk cepat dapat pekerjaan dan uang yang banyak. Sekolah dokter diakuinya berat, namun gajinya nanti tak seberapa. Ia memiliki prinsip bahwa ia ingin menolong orang sambil bekerja, agar mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Ia juga yakin rezeki akan mengalir dengan sendirinya asal ikhlas menolong orang lain.
               Pengakuan Bunga sungguh luar biasa. Ia secara tidak langsung berbicara kepada kami bahwa ia ingin mengabdi lebih kepada masyarakat. Ia tidak terlalu mengharapkan balasan materi yang berlebihan. Namun, ia juga pernah menuturkan di lain waktu, bahwa ia berprinsip seperti itu karena memang kodrat wanita bukan untuk fokus mencari nafkah untuk keluarganya kelak. Ia berprinsip bahwa suaminya kelaklah yangbertanggung jawab terhadap nafkah keluarga. Secara tidak langsung, ia menginginkan suami yang memiliki penghasilan yang lebih untuk menopang kehidupan keluarganya kelak. Namun, ia tidak mengharapkan suami yang hartanya sangat banyak. Asal cukup untuk kebutuhan sehari-hari, ia sudah merasa cukup. Ia merasa bahwa wanita memang bukan diciptakan sebagai “mesin uang” utama untuk keluarganya. Maka, ia merasa mengabdi kepada keluarga dan masyarakat lebih penting.
               Pengakuan Bunga mungkin bisa mewakili pemikiran-pemikiran mahasiswi PD lainnya, walaupun tak semuanya berpikiran sama seperti itu. Ada yang berpikir uang adalah tanggung jawab laki-laki, walaupun juga ada yang ingin mendapatkan uang dari profesinya. Yang menjadi masalah utama adalah para calon dokter laki-laki. Mereka dihadapkan situasi yang sulit kelak. Di satu sisi, mereka harus mengadi kepada masyarakat. Namun, di sisi lain, ia menjadi tulang punggung keluarganya dalam mencari nafkah. Jika dokter wanita bisa memilih untuk mengabdi atau mencari nafkah saja, maka seorang dokter laki-laki mau tidak mau harus mencari nafkah. Mengabdi kepada masyarakat bisa dilakukan atau tidak, tergantung situasi yang dihadapinya nanti.
               Ada seorang dokter laki-laki yang patut kita apresiasi. Namanya Dokter Lo yang berasal dari Solo. Ia menggratiskan biaya berobat bagi pasien dari kalangan menengah ke bawah, uang kebetulan menjadi mayoritas pasiennya. Ia bahkan memberi resep dengan cuma-cuma kepada pasiennya yang berasal dari kalangan menengah ke bawah. Ia merasa tugas dokter adalah sesuai dengan sumpah jabatannya, yaitu melayani masyarakat lebih dahulu, melebihi kepentingan apapun di luar itu. Kesehatan dan keselamatan pasien adalah prioritas utama seorang dokter. Seorang dokter harus melayani pasiennya yang butuh bantuan, tanpa melihat strata sosialnya terlebih dahulu. Ia juga mendapat pesan dari ayahnya bahwa jika ia menjadi dokter, jangan berharap kaya. Jika ingin kaya, maka jadilah pengusaha. Ia benar-benar mempraktikkan apa yang dikatakan ayahnya.
               Bagaimana dengan dokter laki-laki di zaman sekarang, yang sudah mengeluarkan uang banyak untuk pendidikannya, akan tetapi ia wajib menafkahi keluarganya kelak? Mau tidak mau, sebagai seorang laki-laki, ia harus menanggung nafkah keluarganya. Namun, ia juga harus mengaplikasikan ilmunya di masyarakat, sesuai dengan sumpah dokter tadi. Berkaca dari pengakuan Bunga, pengalaman Dokter Lo, dan mungkin pengalaman-pengalaman dokter lainnya, maka pilihan seorang dokter, terutama laki-laki, untuk balik modal biaya kuliah atau mengabdi kepada masyarakat adalah pilihan mereka masing-masing. Kita tidak mampu memaksa mereka untuk mengabdi atau mencari nafkah.
               Pekerjaan menjadi seorang dokter adalah anugerah yang unik. Ia mampu menghasilkan uang, namun juga mampu menolong orang lain secara langsung. Ia mampu melakukan keduanya dengan bersamaan, dimana 2 hal ini tidak bisa dilakukan secara bersamaan oleh profesi-profesi lain. Yang harus dimiliki oleh semua dokter, terutama dokter-dokter Indonesia adalah keyakinan. Keyakinan bahwa profesinya adalah profesi yang mulia. Mereka harus yakin dengan banyak membantu orang lain, maka rezeki Allah tak akan tertahan. Kita sebagai orang yang bukan dokter, sering melihat profesi dokter dari sisi materi, padahal profesi dokter tidak dapat dinilai secara materi saja, walaupun materi yang dikeluarkan untuk belajar menjadi dokter sangat banyak. Karena hanya dengan keyakinan lah, seorang dokter mampu mengaplikasikan ilmu-ilmunya denga baik.
               Semoga dokter-dokter Indonesia memiliki hati yang mulia untuk menolong orang lain. Semoga pemerintah memperhatikan kesejahteraan para dokter kita. Semoga kita yang berprofesi bukan sebagai dokter mampu melihat profesi dokter dengan positif. Dokter bukan profesi yang mudah. Sudah sepantasnya kita memberi apresiasi tinggi kepada mereka. Semoga kesehatan Indonesia semakin maju  ke depannya dengan makin mulianya hati para dokter Indonesia.

image

Senin, 09 Desember 2013

Refreshing

Lingkaran Malam Nan Mulia

Lingkaran? Tahukah kalian apa lingkaran itu? Yak. Saya yakin kita semua tahu apa lingkaran itu. Kita tahu betapa banyak lingkaran di dunia ini. Betapa banyak bentuk lingkaran dalam kehidupan ini. Akan tetapi, tahukah engkau lingkaran nan mulia? Lingkaran yang dijamin tak akan merugikan kita sedikit pun? Lingkaran yang kelak akan mengantarkan kita kepada kesenangan abadi.

 "What circle are we talking about?"....

Lingkaran itu tak lain adalah lingkaran dzikrullah. Lingkaran yang diisi orang-orang yang dibanggakan Allah di hadapan para penduduk lain. Lingkaran yang senantiasa membuat malaikat mengepakkan sayapnya di atas lingkaran itu. Lingkaran yang membuat setan lari tunggang langgang. Lingkaran yang membuat hati yang selalu terkotak-kotak oleh nafsu dunia, menjadi hati yang melingkar di dalam ampunan Sang Khalik. Sungguh mulia lingkaran itu. Masalahnya, seberapa sering kita hadir di dalam lingkaran itu?

Suatu sore, di sebuah masjid kampus, banyak lingkaran-lingkaran yang bersama-sama mengingat Allah. Lingkaran-lingkaran itu terpaku oleh ayat-ayat suci dari sebuah kitab yang "Laa Roiba fiih". Mereka memang belum mampu meneteskan air mata, namun semoga ait mata hati mereka keluar, bagaikan air terjun yang jatuh dari atas. Semoga air mata mereka, termasuk kami, juga akan keluar mengingat dosa-dosa yang datang dengan istiqmahnya menghampiri diri ini. Semoga kita masih disempatkan Allah untuk menangisi kebodohan-kobodohan kita di dunia ini, terutama kami yang sangat banyak kebodohannya.

Pertanyaannya sekarang, seberapa sering dan cinta kita dengan lingkaran semacam itu? Seberapa peduli kita untuk membentuk lingkaran itu di lingkungan yang baru yang bernama perantauan? Mungkin kita masih malas   membentuk lingkaran mulia itu. Di sela-sela kesibukan kuliah dan merantau ini, tak ada salahnya kita mulai membentuk lingkaran itu. Membentuk lingkaran super indah dan barakah. Apakah kita di tanah perantauan ini lebih suka dan sering membentuk lingkaran di mall-mall, bioskop, pinggiran jalan, dan tempat-tempat lain yang kurang bermanfaat? Semoga tidak. 

Mari kita bentuk lingkaran indah itu dari sekarang. Mulailah dari 1 minggu 1 kali. Itu sudah menunjukkan kemauan keras kita untuk mengingat Allah,  Berbagi ceritalah di lingkaran itu. Cerita yang kiranya mampu membawa hikmah dan pelajaran bagi anggota lingkaran itu. Mulailah datangi majelis-majelis ilmu, atau pun kalo tak ada waktu, dengarkanlah majelis-mejelis ilmu di radio dan internet, entah tulisan, suara, video dan sebagainya. Kalau pun tak sempat, rutinkanlah untuk selalu menjaga amalan harian, shalat, tilawah, dan lain-lain. Semoga kita semua berada di lingkaran yang benar. Lingkaran yang akan menggelindingkan kita ke jannah. Semoga tumbuh lingkaran-lingkaran baru nan indah, yang diberkahi Allah. 

JGJ, 101213


E-Learing Untuk Guru dan Siswa

Guru Jangan Gagap Teknologi

       Teknologi sudah menjamah dunia di zaman ini. Teknologi bukan menjadi barang yang mewah sekarang. Bahkan, teknologi menjadi alat bantu yang wajib dimiliki siapapun agar tidak ketinggalan informasi dan perkembangan zaman. Hampir tidak ada bagian di dunia ini yang tidak disentuh teknologi, walaupun hanya teknologi sederhana. Bidang apapun di dunia ini juga sudah disentuh oleh teknologi, mulai pertanian, kesehatan, peternakan, pendidikan, dan lain-lain.
       Hampir semua bidang sudah tersentuh teknologi, termasuk dunia pendidikan. Dunia pendidikan, yang di zaman dahulu akrab dengan kesan tergantung pada guru, menulis di papan tulis, buku-buku tebal, dan kesan-kesan lainnya, sudah memiliki kesan yang sangat berbeda di zaman sekarang. Buku-buku yang tebal yang menjadi ciri khas dunia pendidikan dahulu, sekarang sudah bisa disimpan dan diringkas dalam sebuah data di dalam komputer, laptop, tablet, dan lain-lain. Alat-alat seperti komputer, laptop, tablet, smartphone, dan lain-lain, benar-benar memudahkan para pelaku di dunia pendidikan sekarang untuk mendapatkan ilmu.
       Fasilitas kelas di zaman sekarang pun sudah berbeda dengan zaman dahulu. Di zaman dahulu, kelas hanya diisi dengan meja, kursi, dan papan tulis. Kelas di zaman memiliki perlengkapan tambahan, seperti komputer, LCD, proyektor, CCTV, dan lain-lain. Alat-alat tersebut digunakan untuk memudahkan proses belajar mengajar. Hal ini diharapkan bermanfaat bagi semua elemen pendidikan, terutama guru dan siswa.
       Sayangnya, banyak guru di zaman ini, khusunya di Indonesia, yang kurang memanfaatkan kemajuan teknologi yang sudah ada. Walaupun tidak semua guru, namun ada beberapa guru yang masih suka mengajar dengan cara dan perlengkapan konvensional. Kemungkinannya ada 2, yaitu para guru tersebut memang lebih nyaman dengan metode mengajar yang lama, atau para guru tersebut kurang mau belajar untuk menguasai teknologi yang sudah ada. Kemungkinan kedua mungkin menjadi penyebab terbesar mengapa beberapa guru tidak mau belajar menguasai teknologi. Hal ini kurang baik jika melihat perkembangan zaman yang semakin dinamis ini, dimana siswa-siswa begitu dekat dengan teknologi, sementara ada beberapa guru yang kurang dekat dengan teknologi.
       Mari kita simak sebuah kejadian, yang menggambarkan betapa teknologi mampu melancarkan transfer ilmu. Suatu ketika di sekolah kami, kami akan memasuki pelajaran biologi yang akan membahas tentang sistem peredaran darah. Intinya peredaran darah ada 2, peredaran darah besar dan peredaran darah kecil. Peredaran darah besar mengalirkan darah ke suluruh tubuh, sedangkan peredaran darah kecil mengalirkan darah ke paru-paru. Penjelasan yang disampaikan guru biologi bersumber dari sebuah buku cetak. Penjelasannya dituliskan dan dijelaskan begitu detail dan urut. Para siswa tentu saja mengantuk mendengarkan penjelasan guru yang tiada ujung tersebut. Melihat situasi itu, guru itu menyalakan komputer dan menayangkan sebuah video yang menggambarkan aliran darah ke seluruh tubuh dan paru-paru yang berasal dari jantung. Para siswa yang tadinya mengantuk, tiba-tiba saja terbangun dan memperhatikan tayangan tersebut. Transfer ilmu pun berjalan lebih cepat. Kejadian ini mungkin sekaligus membenarkan suatu ungkapan yang menyatakan "Satu gambar lebih bermakna daripada seribu kata". Teknologi mampu memudahkan proses belajar mengajar yang dulunya terpaku oleh penjelasan guru.
       Hal buruk yang bisa diakibatkan jika guru tidak menguasai teknologi, atau biasanya disebut gagap teknologi, cukup banyak. Salah satu yang paling fatal adalah berkurangnya antusias para siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas. Para siswa merasa ilmu dari guru bisa didapatkan dengan mudah di internet, sehingga para siswa di kelas merasa malas mendengarkan penjelasan dari guru. Hal ini tentu berbahaya bagi para siswa. Rasa hormat mereka kepada guru mereka menjadi berkurang, dan rasa sayang guru kepada para siswanya juga berkurang karena para siswanya malas mendengarkan penjelasannya. Maka sudah seharusnya, seorang guru mampu menguasai teknologi. Mereka harus sadar, menjadi guru di era milenium seperti ini sudah berbeda dengan menh=jadi guru di era tahun 1980-1990-an. Era milenium menuntut penguasaan teknologi dan informasi, karena semua hal sudah tersentuh teknologi.
       Oleh karena itu, para guru harus mampu menyikapi dan menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, karena bisa dipastikan, hampir semua siswa-siswi mereka sudah menguasai teknologi. Tak mudah memang untuk meenguasai teknologi dengan cepat, apalagi mengaplikasikannya langsung di dalam proses belajar mengajar. Para guru membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan teknologi. Dengan penguasaan teknologi, kualitas guru Indonesia bisa dipastikan meningkat dan mampu bersaing dengan guru-guru dari negara lain. Sungguh aneh jika di suatu acara yang mempertemukan guru-guru dari beberapa negara, namun guru-guru dari Indonesia kurang menguasai teknologi, secara tidak langsung akan membuat guru-guru kita berkecil hati ketika melihat perkembangan dan penguasaan teknologi oleh guru-guru dari negara lain.
       Alat-alat dengan teknologi canggih seperti komputer, laptop, tablet, dan lain-lain bukanlah barang yang murah. Ada harga yang harus dibayar untuk menguasai teknologi dan informasi. Maka, di sinilah peran pemerintah dalam mendukung perkembangan teknologi dan informasi di dunia pendidikan. Sudah sepantasnya pemerintah memperhatika kualitas guru dalam hal penguasaan teknologi dan informasi. Dengan bekal itu, transfer ilmu dari guru kepada para putra-putri Indonesia mampu berjalan dengan lebih baik dan lebih cepat. Semoga dunia pendidikan Indonesia mampu berkembang dan menghasilkan anak-anak bangsa yang berkualitas, yang kelak akan membangun negara Indonesia ini. 

Klik gambar di bawah untuk bergabung dengan "Indonesia Berprestasi".



Penulis : Zulhilmi Yahya
Akun twitter : @zulhilmiyahya
Alamat domisili : Pogung Baru A-2 no.1, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
No ponsel : 089671590061
       

Senin, 25 November 2013

SINDIRAN SORE INI

Mau Mahar Berapa Nanti Mas?

Sore ini, Senin, 25 November 2013, saya mendapat pengalaman menarik, lucu, dan memotivasi tentunya. Pengalaman yang luar biasa, walaupun hanya semenit melewatinya. Begini sob ceritanya...

Sore ini saya mendatangi kajian Islam rutin Senin sore di Mushoola Fakultas Teknik UGM. Seperti biasa, ada ustad yang menyampaikan materi tentang sejarah hidup Nabi Musa. Bukan materinya yang mau dibahas disini, kepanjangan ntar ga habis-habis. Pengalaman berharga itu datang di sesi akhir kajian, alias sesi tanya jawab. 

"Ada yang bertanya kepada ustad?", tanya MC.
"Saya, saya", acung seseorang. "Ustad, saya ini kan masih mahasiswa. Saya ingin jadi orang penting di pemerintahan kita nanti. Tapi saya takut ustad, kalau saya masuk kesana, saya jadi ketularan korupsi. Tapi kalau saya ga masuk sana, saya juga bingung bagaimana mengubah negara ini. Bagaimana ya ustad?", tanya si bocah. 
"Mas, jangan khawatir. Walau anda masih malas-malasan, asal anda masih sering ikut kajian-kajian dan kegiatan positif lainnya, masa depan cerah kok. Teman2 saya aja yang dulu malas-malasan pas kuliah, sekarang malah jadi menteri agama 4 orang di negara nya masing-masing. Gampangannya mas kan pasti mau nikah kan? Gimana mas mau ngasih mahar berapa? 2 juta? atau seperangkst alat shalat aja. Nabi Muhammad itu maharnya 100 ekor unta mas, sekitar 1,5 M kalo sekarang. Beliau itu ga bisa baca tulis, cm bisa dagang", kata ustad.

Tertawalah semua hadirin. Gila, ini sindiran paling mantap. Beliau juga cerita kalo anaknya 12, dan semuanya sehat ga kekurangan rezeki apapun, karena Allah lah yang menjamin rezeki mereka. Mantap gan. 

Mau mahar dan anak berapa kelak? Tentukan jumlahnya sekarang. Biar Allah yang mengatur. Beliau lah Yang Maha Tahu saat yang paling tepat.

Jogja,25-11-2013

         (Hilmo)

Minggu, 17 November 2013

Sudah Saatnya Kah?

Sudah Saatnya

Akan datang suatu masa..
Dimana di masa itu, semuanya tidak membuat hati ini tenang.
Canda dan tawa dengan kawan ..
Yang dulunya asik dan selalu dirindukan.
Untuk mengusir kebosanan dan keletihan..
Sekarang sudah beda

Sekarang..
Canda dan tawa dengan teman sebaya itu.
Tak mempan menenangkan pikiran ini
Tak mengusir kebosanan dan keletihan..
Mungkin sudah saatnya
Mencari pendamping hidup yang sebenarnya,kah?

Tunggulah rencana Allah
Beliau lah ahsanul kholiqin, sebaik-baik Pencipta
Termasuk pencipta masa depan
Pantaskan diri dahulu..
Semoga mendapat yang pantas pula kelak..


Rabu, 13 November 2013

PENYAKIT ANAK KOSAN

PENYAKIT ANAK KOSAN 


Assalamualaikum kawan...

Lama juga ga nge-blog disini. Sekian lama saya tidak menyapa teman-teman via blogger. Akhirnya, saya kembali. Kembali dari kesibukan dan tetek bengek kehidupan yang fana dan super sibuk ini.

Sob, beberapa waktu lalu, saya pernah mampir di pagi buta, sekitar jam 5.15 pagi ke rumah kontrakan teman. Mungkin kawan2 kaget ngapain saya sepagi itu sampe rumah teman. Ada alasannya sob. Saya pengen ngecek aja, anak-anak pada siap futsalan belum. Rencananya, kami jam 6 pagi nanti bakal futsal. Sehat kan? Ini dia calon2 menantu idaman, pagi-pagi sudah energik.

Lucunya sampe kontrakan teman, suasananya sepi, sesepi hati ini. Tak ada suara tawa, senda gurau, bahkan suara TV pun tak ada. Ternyata jam segitu masih pada tidur semua. Sekitar 7 orang penghuni rumah itu masih pada tidur. Ckck. Ada-ada saja. Langsung lah kubangunkan mereka semua untuk futsalan. Kalo ga ada mereka, siapa yang mau nanggung biaya sewa lapangannya. Hahaha.

Mungkin temen2 yang ngekos juga punya pengalaman pribadi seperti di atas. Emang hidup dari orang tua membuat siklus hidup kita ga teratur, terutama yang laki-laki. Berikut kita bahas beberapa penyakit anak kosan yang selalu muncul dan sulit dihapus:

1. TIDUR DI PAGI HARI

Penyakit ini benar-benar mendarah daging di anak kosan. Silahkan cek di semua kosan. Kira-kira 70% anak kosan masih atau tidur lagi di pagi hari, alias setelah shubuhan, sekitar jam 5-6 pagi. Jam 5-6 pagi biasanya adalah " prime time" anak kosan untuk tidur pagi. Ada 3 jenis anak kosan yang bisa selalu terbangun alias ga tidur di prime time tersebut, yakni anak-anak yang shalih-shalihah (biasanya tilawah bro jam segituan), anak yang lagi dikejar deadline tugas jam 7 pagi, dan anak mahasiswa baru yang lagi ospek (biasanya jam 6 masuknya sob).
Semoga kita, termasuk pemilik blog ini dihindarkan dari penyakit ini..

2. BEGADANG

Begadang alias terbangun sampai larut malam, bahkan dini hari, atau bahkan pagi harinya, membuat siklus hidup anak kosan kacau. Beberapa alasan yang membuat anak2 kosan begadang antara lain nonton film, futsal sampe malam, nongkrong di warung bareng teman, ada big match, tugas yang menumpuk, dan lain-lain. Banyak yak..
Ada 1 alasan lucu dari seorang teman, begadang itu karena kebiasaan. Bahaya ini. Dokter, bidan, sampe mbah google pun tahu bahaya begadang terlalu sering itu sangat berbahaya bagi tubuh. Siklus hidup kita ga teratur.
So, jangan begadang sob untuk alasan2 yg ga bener. Semoga kita terhindar ya...

3. TERLALU IRIT MAKAN

Ini adalah penyakit yang pasti melanda anak kosan, terutama kalo di akhir bulan, dimana uang di ATM sudah mendekati limit 0 rupiah. Kalo di awal bulan, anak2 kosan pada gaya semua, kalo narik uang pake mesin ATM pecahan 100rbuan. Kalo udah akhir bulan, nariknya pecahan 20rbuan. Hahaha.
KArena biasanya uang terbatas, maka makan pun juga dibatasi. Biasanya dulu pas di rumah makan 3x sehari, sekarang jadi 2 kali sehari, atau bahkan 1x sehari. Bukan shalat aja yg bisa dijamak, makan pun bisa. Ckck. Tak heran, banyak anak kosan sakit karena kurang teratur makan. Jangan sampe lah sob. Kasihan orang tua lu sob.

4. MALAS OLAHRAGA

Olahraga menjadi sesuatu yang jarang yang dilakukan anak kosan kebanyakan, kecuali bagi yang memiliki tekad keras untuk olahraga rutin. Olahraga ringan, bahkan sekadar push up, sit up pun kadang malas melakukan, apalagi jogging, futsal, dan lain-lain. Kata dosen, malas olahraga ini menjadi faktor penggagal mahasiswa kalo tes kesehatan untuk masuk kerja. Walau IPK lebih dari 4,00, tapi kalo badan ga sehat, alias kolestrolnya numpuk, perusahaan mana yang menerima pegawai yang kesehatanny jelek. Profit perusahaan bisa-bisa habis untuk biaya kesehatan si pegawai dong.
Malas olahraga juga bikin badan kita kurang ideal, alias gemuk. Kasihan calon istri atau suami kita sob, kecuali kalo emang suka yang gendut-gendut. Hehe. Istri atau suami kita pantas untuk mendapatkan kecantikan/ketampanan pasangannya. Kecantikan/ketampanan juga termasuk bentuk tubuh.
Ayo olahraga sob, terutama bagian perut hehe...

Tips-tips untuk menghilangkan penyakit-penyakit tadi yakni:
1. Atur waktu agar kegiatan terencana dengan baik
2. Tidur malam minimal 4 jam
3. Sering-sering liat foto orang tua biar ga malas
4. Bikin diri kita sibuk, agar tidak ada waktu malas-malasan
5. Ingat kpan mau nikah sob. Masa penyakit itu mau diturunin ke anak cucu, hehe...

Wassalam..

SEKIAN SOB, SEE U IN THE NEXT POST...

 

Selasa, 24 September 2013

Lesson of The Day

JADWAL KULIAH BERUBAH SEKETIKA ATAU KURANG TELITI???


Pagi ini, Rabu 25 September 2013 adalah hari yamg lowong banget untuk kuliah, sehingga bisa dipakai untuk memikirkan hal yang lain, misal bisnis, tugas, target2 lain dll. Aku mengawali hari dgn lancar dan sesuai kebiasaan, mulai bangun, mandi, sholat shubuh, belajar dan lain-lain.
Kuliahku dimulai jam 10, egitu di jadwalku. Aku putuskan cari sarapan dulu sekitar jam 7. Setelah sarapan, aku balik kosan sebentar untuk siap-siap kegiatan hari ini. Setelah beres, aku ingin santai-santai dulu sebelum ke kampus. Aku tiba-tiba tertidur sekitar 20 menit an, haha. Untung terbngun sekitar jam 09.30.

Pukul 09.45 aku berangkat ke kampus. Sekitar 15 menit lagi kuliah dimulai. Masih cukup waktu untuk ke teknik. Sampai di teknik, ku parkir motorku. Lalu, langsung menuju di tekkim. Aku lupa dimana ruangannya. Kulihat di papan pengumuman yang ada jadwak kuliahnya. Ternyata di U 303. Langsung aku naik ke lantai 2, karena ruangannya ada di lantai 2. 

Aku liat dari jauh, kelas udah ramai aja. Tapi ada yang aneh. Kok udah rapi dan diam semua anak2 nya. Tumben bgt. Biasanya di awal kuliah masih pada ngobrol, eh ini malah udah ada yang presentasi hahaaha. Kecurigaan ini makin menjadi, begitu presentasi selesai teman-temanku pada packing tas semua. Lah emg udah selesai apa? Masa salah jadwal? 

Beneran. Ternyata aku salah jadwal. Ternyata bener jam 8 mulainya. Di jadwal ku, yang kucetak langsung dari portal tertera bahawa kuliah OPB B dimulai jam 10. Ternyata udah diubah. Begitu ketemu teman2 di luar, sontak disindir2 salah jadwal. Untungnya belum masuk kelas aku tadi. Kalo masuk, bisa dibayangkan apa yang terjadi. 

Lain kali, dicek dulu jadwalnya. Tanya temen2 dulu malamnya biar gak salah jadwal. Walaupun emg di tekkim ini jadwal bisa berubah dg sendirinya, dengan banyak fakor penyebab, seperti dosen, kaka tingkat, ketersediaan kelas, dll. 

SEMANGAT !!!

Jumat, 13 September 2013

Yang Dirindukan Seorang Pemimpi

KESEJUKAN YANG DIRINDUKAN


Mbak, mbak. Beruntungnya diri ini bertemu dirimu di suatu saat yang pas sekali. Ntah kenapa mata ini terdiam sejenak ketika pertama kali bertemu, sebelum kualihkan pandangan ini, sebelum terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Haha. Otak ini ter-stimulus untuk berpikir, baru pertama kali bertemu dengan yang seperti ini. Seperti apakah ia?

Banyak lelaki puber yang menilai kecantikan wanita HANYA dri cara berpakaiannya yg harus seksi, harus menarik pandangan lelaki, rambut terurai indah, baju ketat, badan ramping, dll. Tapi, hanya sedikt laki yang mau menilai kecantikan wanita dari agamanya, kesempurnaan menutup auratnya, tingginya intelektualitas, dll. Jarang sekali di zaman ini. Hanya sedikit lelaki yang beruntung seperti itu. Apakah diri ini termasuk yang pertama atau kedua? Semoga yang kedua. 

Setelah pertama kali bertemu, hati ini tergerak untuk mengetahui profil lengkapmu. Ternyata, dirimu seorang aktivis dakwah kampus. Tergabung di oraganisasi keislaman kampus. Pantas saja. Dari cara berpakaianmu dengan jilbab panjang yang sampai menutup dadamu, rok panjang yang kadang menyibak tanah, dan baju yang longgar dan benar2 menunjukkan identitas seorang wanita, tak salah jika orang di sekitarmu menilaimu memiliki ilmu agama yang kuat, bgitu huga diri ini. Benar juga pikiranku. Hoho

Ada semacam ketertarikan. Wajar saja. Dengan keshalihahan yang begitu luar biasa, hanya lelaki shalih saja yang mampu tertarik. Bukan berarti menganggap diri ini shalih, malah diri ini sangat jauh dari shalih, tapi ketertarikan pada wanita seperti mbak Insya Allah menunjukkan diri ini berada di jalan yang benar, di jalan yang Allah ridhai. Bukan jalan setan yang dengan mudahny memperturutkan nafsu secepat dan sebanyak2 nya. 

Seperti kata Tere Liye, kurang lebih bgini,"...kalo belum siap menikahinya, jangan coba2 bilang 'Aku Cinta Kamu' tanpa sepengetahuan walinya. Kalo udah siap, katakan 'Aku Cinta Kamu' padanya di depan walinya saat melamarnya". Kata2 ini luar biasa. Ada motivasi besar dalam hidup ini. Ada sesuatu yg jelas harus dikejar. Apa itu? Ya mbak itu. Haha

Sebagaimana kata teman saya,"Cara terbaik kalo suka sama cewek, ya jauhi dia dulu, bukan dekati dia dulu". Mungkin ini agak nyeleneh dari kebanyakn lelaki. Tapi, cara ini mungkin bener2 ampuh supaya kita bersiap-siap dulu. Mulai materi, psikis, fisik, dan lain-lain. Buatlah dirimu itu menjadi "Menantu Idam-an" bagi walinya, bukan "Menantu Idem-an", yang kemampuannya sama aja sama calon2 menantu lainnya. 

Perjalanan in sudah kumulai dari semester 1. Mungkin diri ini masih jauh dari kata shalih, tapi diri ini selalu menuju kesana. Menuju hari dimana status "bukan mahram" diantara kita hilnag sudah. Hari dimana plesetan "Jomblo sampai sah" bener2 terjadi pada kita berdua. Indahnya hari itu. 

Berdoalah untuk mendapat jodoh yang terbaik, sungguh aku jga akan berdoa yg terbaik. Janganlah menyebut nama untuk jodoh dlam doa, kecuali memang sdh ada kecenderungan yang sangat, karena itu berarti kita mendikte Allah. Sekali lagi, mintalah yang terbaik. Dan bukankah yang terbaik itu dilihat dari agamanya? Semoga saja...

Dasar diri ini emang pemimpi gila, mbak. Maaf ya. 2013 ini sudah 2 mimpiku kucoret krena sdh tercapai. Masih 4-5 mimpi yang harus sgera kucoret tahun ini. Harus. Namamu memang nama mbak ga akan kutulis di list mimpiku taun ini, bahkan taun 2014, 2015, 2016, bahkan 2050. Mbak tau kenapa?
Karena sungguh nama mbak sudah kutulis di sebuah "kertas" di thn 2011, hanya terjadinya emg gak di 2011.   Paling lambat 2017 awal mbaakk. Kmungkinan bsar lbh cpt dr itu. Hahahaha. 

Selamat menjadi target salah 1 mimpiku mbak. Aku tdk bisa menjanjikan rumah yang mewah, mobil yang banyak, properti yang menggunung, tapi hanya keluarga bahagia dan anak yg hafidz/hafidzah yang bisa aku janjikan kelak. Semoga trcapai mimpi ini. Tanpa sosok ibu seperti mbak, status hafiz/hafizah utk anak2 kita sulit dicapai. 

Sampai jumpa di hari dimana kontroversi percintaan ini menemukan ujung terindahnya..



Dari: lelaki yang merindukan keshalihahan dan kecantikan dari diri mbak. Hohohoho.....




Rabu, 31 Juli 2013

Catatan Anak Tekkim UGM 1

Sudah Separuh Jalan


Asslamualaikum broo.

Tak terasa, sudah Juli 2013. Tepat 2 tahun aku sudah menimba ilmu di Universitas terbaik dan tertua di negeri ini, Universitas Gadjah Mada di jurusan Teknik Kimia. Banyak suka duka yang dialami, yang tentu saja lebih banyak dukanya. Kenapa? Ini bukan mengeluh, tapi ini motivasi. Karena dukanya untuk kebaikan kita2 juga kan sob. Bukan duka yang harus disesali seumur hidup. 

Bulan Juli 2011, aku masih ingat aku masih menanti pengumuman SNMPTN Tulis. Hasillnya, luar biasa. Aku dinobatkan sebagai salah 1 dari sekian ribu anak yang menjadi mahasiswa Teknik Kimia UGM. Tak terasa pula, momen itu sudah 2 taun berlalu. Bulan ini, aku resmi menandai separuh perjalananku menuju gelar sarjana teknik. Banyak hal yang dilewati, seperti ujian, kuliah, kegiatan KM, dan lain-lain. 

Akhir semester adalah waktu yang bermata dua, bisa menyenangkan atau menyedihkan bagi mahasiswa Tekkim UGM. Senang jika sudah liburan, atau sedih karena nilainya hancur. Akhir semester menjadi penentuan IPK. Ada yang bagus, ada yang kurang bagus. Khusus anak Tekkim UGM, nilai pas-pasan  menjadi mayoritas. Kok tahu? Sudah terlalu banyak rahasia umum di antara mahasiswa-mahasiswanya. Banyak yang merasa bisa di ujian, eh di portal keluar nilainya smaa sekali tak terduga. 

Banyak yang bilang tekkim itu sulit. Benarkah? Kayaknya benar sekali. Tapi itu bukan hal yang pantas dikeluhkan. Saking sulitnya, ada isu beberapa teman ku di angkatan  2011 ada yang kena evaluasi 2 tahunan (semoga lolos semuanya bro). Tak bisa dibayangkan kalo harus kehilangan 1 teman saja gara2 evaluasi ini. 

Melihat apa yang ada di tekkim, rasanya miris sekali. Ini murni pendapat saya. Bagi para pembaca bisa berpendapat berbeda. Kenapa? Aku melihat rasanya butuh perjuangan ekstra ekstra keras sekali jika ingin mendapat nilai bagus di sini (sekali lagi ini bukan mengeluh). Aku banyak melihat kakak angkatanku berjuang mati-matian sampai mengulang matkul, tapi tetap aja banyak yang kurang memuaskan hasilnya. Entah mengapa. Kami yang adik-adik angkatan juga bnyak yang kesulitan juga, kak. 

Kebijakan baru jurusan yang mengatakan bahawa nilai maksimal untuk mata kuliah yang diulang adalah B. Kebijakan ini banyak ditentang, terutama kakak-kakak angkatan 2009 ke atas. Mereka banyak yang ingin meengulang untuk memperbaiki IPK, terutama yang ingin lulus dengan IPK 3,00 ke atas. Dengan kebijakan ini, bagi kakak-kakak yang udah ambil semua matkul, dan ingin mengulang, dan yang IPK nya tanggung (2,50-2,99), mau ngulang sebanyak apapun tak akan pernah meraih IPK 3,00. Hmm inilah hidup. Kadang kita harus menelan pil pahit untuk menjadi lebih baik. 

Semangat kakak-kakak dan teman-teman!! Emang IPK bukan segalanya, tapi IPK adalah hal yang patut diperjuangkan juga. Aku cuma merasa kasian dengan kakak2 tingkat yang mau ngulang matkul semester depan, mau nglamar kerja di perusahaan bonafit, dan tiba2 kebijakan diatas berlaku semester depan. Semoga semua menjadi lebih baik ke depannya. Mari saling mendoakan #prayfortekkimUGM


Wassalamualaikum.

Senin, 22 Juli 2013

Catatan Awal Seorang Pengusaha 1

Mengawali Perjuangan


Ramadhan 1434 H. Bulan yang sangat spesial untuk kaum muslimin di seluruh dunia. Bulan yang sangat dinanti-nanti kedatangannya karena barokah dan efeknya begitu luar biasa kepada semua kaum muslimin di dunia. Tidak hanya kaum muslimin, kaum non muslim merasakan efek bulan Ramadhan, apalagi di akhir-akhir bulan ramadhan. 

Satu Ramadhan 1434 H jatuh pada 10 Juli 2013. Tanggal 10 Juli adalah hari pertamaku memulai usaha. Memulai bisnis yang sudah lama kuimpikan. Bisnis roti bakar khas Bandung menjadi pilihanku, karena emang aku suka roti jenis ini haha. Kubuka usahaku di daerah Nitikan, Jl Sorogenen, Yogyakarta dengan brand "AING BAKERY". Akhirnya usaha ini bisa berjalan juga setelah lama menjadi tulisan belaka. 


Persiapan untuk memulai bisnis ini butuh banyak keringat dan waktu. Setelah membeli semua bahan dan alat, mulai gerobak, spatula, solet, mentega, selai, meses coklat, susu kremer, plastik, dll, ada 1 masalah serius, yakni uji coba. Aku berpartner dengan temanku, Adi dalam bisnis ini, sehingga aku sangat terbantu dalam hal lokasi dan listrik. Adi belum pernah merasakan sensasi membakar roti khas Bandung. Mulailah ia mencoba. Hasilnya tidak buruk, hanya meses coklat yang dimasukkan ke dalam roti belepotan di plat. Lucu juga. Pernah juga, kami membakar roti terlalu lama, karena platnya belum panas betul, sehingga rasa renyah roti bakarnya berkurang. Haha. 

Lokasi jga menjadi masalah. Sangat sulit menemukan lokasi berjualan di daerah sekitar kampus UGM. Bahkan teras-teras Indomaret pun sudah penuh semua, hanya tersisa di daerah-daerah yang sangat jauh. Setelah sekitar 2 bulan mencari lokasi, kami menemukan lokasi di pinggiran Jl Perintis, Jogja, di depan gang menuju rumah Adi. Letaknya di depan percetakan SPM. Setelah lobi-lobi dengan pemiliknya, kami berjualan disitu. Hari pertama, ada 3 roti yang terjual. Lumayanlah. Sekitar 30000 pemasukan kami di hari itu. Tapi, ada 1 pikiranku yang sangat mengganggu. Tempatnya sangat kotor. Padahal, bsinis kuliner itu menuntut higienitas. Tempat memasak kami   terpisah dari gerobak, sehingga kontak dengan debu di udara luar sangat mungkin terjadi. Di sekitar tempat itu banyak daun-daun berserakan dan debu-debu tebal, sehingga aku yang berjualan pun merasa jijik. Haha.

Hari pertama kami lalui dengan lumayan sukses. Esoknya, sebelum memulai usaha lagi, aku coba survei ke tempat yang namanya "Jalur Gaza". Jalur Gaza ini adalah Jalan Sorogenen, yang ketika Ramadhan disulap menjadi pasar makanan dan takjil ketika sore hari menjelang berbuka. Aku berpikir ni adalah tempat yang pas untuk berjualan. Aku sms nomor kontak panitia nya dan disuruh menghadap ketuanya di rumah depan Masjid Muthohhirin. Tapi, aku menunda pertemuannya dengan alasan ingin fokus di Jl Perintis. Aku langsung menuju rumah Adi untuk siap-siap. Ternyata Adi lagi keluar, aku tunggu di luar rumahnya. Adi pun datang. Tiba-tiba ia menawarkan untuk jualan di Jalur Gaza. Woooowww !!! Keajaiban ini terjadi dalam 10 menit. Langsung saja, kami menyewa pick up untuk membawa gerobak ke Jalur Gaza. Kebetulan di Jalur GAza ada rumah neneknya Adi, sehingga kami bisa mendapat space berjualan di depan rumah itu. Yuuhhuu. Tempatnya pun lebih bersih dan gerobaknya bisa ditingggal dengan aman. Listrik pun bisa ambil dari rumah neneknya. Benar-benar sebuah keajaiban kawan!!!!

Hari kedua kami berjualan, kami sudah berpindah tempt ke tempat yang lebih baik, lebih rame, lebih prospektif, dan lebih murah tentunya. Tak sepeserpun yang kmai keluarkan untuk mendapat space ini. Padahal, orang-orang yang berjualan di situ harus membayar untuk dapat space berjualan. Alhamdulillah Hari kedua berjalan, 3 roti lagi yang terjual. Lumayan lah. Khusus ramadhan, kami hanya buka sampai sekitar pukul 18.45, karena setelah itu kami ingin shalat Isya dan Tarawih berjamaah. Hari demi hari berlalu dengan berjualan di bulan Ramadhan. Pemasukan terkadang tidak mampu menutup pengeluaran di hari itu. Terkadang juga, pengeluaran kami lebih kecil daripada pemasukan. Inilah rasanya memulai bisnis bro. Tak segampang yang kukira ternyata. Butuh kesabaran dan tenaga ekstra. 

                                                
                                                   Gambar 1: Roti Bakar Khas Bandung

Beberapa kejadian menarik terjadi saat kami berjualan di Jalur Gaza. Pernah suatu ketika kami sudah membuat pesanan orang rasa coklat. Saat aku sudah mengoles mentega, ternyata ia minta rasa strawberry. Padahal kalau rasa selai tidak perlu mentega. Aku antara bingung dan kecewa. Tapi, aku langsung menuruti kemauan pembeli tadi dengan mengambil roti baru. Satu roti masih menunggu ternyata. Hohohoh. Adi juga punya cerita menarik. Adi pernah mengoleskan selai blueberry ke dlam rotinya, tapi selai nya sangat sedikit. Ibu yang beli tidak protes. Lalu, ketika aku mengoleskan selai blueberry ke pesanan yang lain, ibu tadi protes karena pesanannya selainya sedikit sekali. Wah, terang saja aku menegur Adi yang sudah telanjur membakarnya. Roti pun kami keluarkan sebentar dan aku tambahi selainya. Untung ga jadi malu wkatu itu sama pembeli, ibu-ibu lagi. 

Itulah hari-hari pertmaku memulai bisnis ini. Aku dan Adi masih duduk di bangku kuliah semester 4. Semoga ini bukan waktu yang telat untuk memulai bisnis. Aku tidak ingin ketika aku di usia-usia yang harusnya sudah punya penghasilan sendiri, aku masih nganggur mencari kerja kesana-kemari. Biarlah kami rugi ketika usia kami masih 20 tahun, karena masih banyak waktu untuk memperbaikinya. Salah satu prinsip yang ku pegang mengapa aku memulia bisnis ini adalah:

SETIAP ORANG PUNYA JATAH GAGAL. MAKA, HABISKANLAH JATAH GAGALMU DI MASA MUDA.

Terima kasih, arigato, matur nuwun, thank you, syukron.
Salam entrepreuner sukses nan shalih !!!



Sabtu, 20 April 2013

Masa Muda, Masa Produktif. Bukan Masa Malas-Malasan !!!

Masa Muda Seperti Apa Yang Kita Inginkan???

Hai, selamat siang para pemuda penerus generasi bangsa ini. Salam kesuksesan, salam kejayaan. Sebagai pemuda, kita dianugerahi banyak sekali hal yang mungkin sudah pernah dimiliki dan sudah tidak dimilki para tetua kita dahulu. Apa itu? Yak, kekuatan. Kekuatan mental dan fisik, terutama kekuatan fisik. Kekuatan yang sudah jarang dimiliki para orang berusia lanjut, tapi masih melekat pada jiwa-jiwa yang masih muda ini. 

Masalahnya adalah bagaimana kita menggunakan kekuatan itu untuk kehidupan masa depan kita? Terutama kekuatan fisik kita, dimana kita juga tidak bisa mengesampingkan pentingnya kekuatan mental. Kekuatan fisik dan mental sangat penting untuk anak-anak muda. Kalau kekuatan mental masih bisa dimiliki sampai akhir hayat kita, tidak demikian dengan kekuatan fisik. Kekuatan fisik inilah yang menjadi pembeda generasi tua dan muda. Ketika masih muda, kita bisa berjalan, berlari, mengankat benda-benda berat, naik turun tangga, bersepeda pulang pergi kampus, dsb, yang itu semua membutuhkan kekuatan fisik. Maka, kelebihan fisik ini harus menjadi senjata kita untuk membuat hidup kita lebih bermanffat bagi orang banyak, bukan malas-malasan, tidur-tiduran, dll. Itu ga mensyukuri nikmat namanya. Ijinkan saya menyampaikan sebuah cerita pendek berkaitan kehidupan seorang pemuda. 

Salim, sebut saja namanya begitu. Ia adalah mahasiswa sebuah kampus ternama di Indonesia. Ia menjadi kebanggaan orang tuanya. Begitu masuk kampus dan sudah melewati masa-masa ospek, banyak tawaran masuk organisasi masuk. Akhirnya ia ikut sakah satu organisasi di fakultasnya. Ia berharap bisa mendapat teman dan pengalaman yang baru dan banyak agar menjadi bekal hidupnya ke depannya. 

Begitu diterima di organisasi itu, Salim merasa senang. Salim merasa suka dengan teman-teman barunya di organisasi itu. Saking senangnya, ia senang menginap bareng teman-temannya di sekre organissasi itu di kampus.Ia menginap bukan untuk apa-apa, ia malah asyik bermain game online dari malam hari sampai dini hari. Ia dan teman-temannya baru tidur sekitar jam 2 pagi. Paginya, bisa ditebak. Ia bangun jam 6 pagi. Matahari sudah tinggi dan siap menyinari dunia, eh ia dan teman-temannya udah bangun. Shalat shubuhnya pasti ga bisa lah, mau gimana. Walaupun ada keringanan kalo shalat shubuh boleh langsung dilakukan segera setelah terbangun, tapi kan ga boleh terus-terusan. Nabi pun pernah kesiangan sekali, itupun karena benar-benar kelelahan gara-gara perang membela Islam semalaman. Dan itupun langsung ditegur Allah. Kalo kelewatan shubuh gara2 main game, apa sama dengan kelewatan shubuh gara2 membela agama ? Yah beda bgt lah...

Kebiasaan Salim dan teman-temannya itu tidak sekali, melainkan hampir setiap hari sampai semester-semester selanjutnya. Mereka sih menamakan itu kebersamaan, soalnya kapan lagi bisa main-main dan senang-senang sama teman setiap malam kayak gini. Akibatnya, kuliah mereka pun berantakan. IPK mereka banyak yang jeblok. Bukannnya memperbaiki, eh malah makin menjadi-jadi mereka. Makin sering kelewatan shalat shubuh. Sampai-sampai penjaga masjid di fakultas itu sering menegur kebiasaan mereka yang buruk itu. 

Dari cerita itu, bisa disimpulkan, kelebihan fisik kita itu bisa berdampak buruk atau baik bagi kita, tergantung kitanya. Jangan gara-gara demi kebersamaan di sebuah kelompok tertentu, malah mengorbankan semuanya, dari agama, kuliah, uang, dsb. Yang ikut organisasi, tempatkan diri anfda dengan baik. Ambil yang baik-baik, buang yang jelek-jelek. Bahkan kalo bisa, yang jelek-jelek dihapus. Diingatkan dengan cara yang baik teman-temannya. Bagi yang punya amanah di suatu organisasi kampus, perhatikan semua anggotanya. Jangan sampai karena anda ikut-ikutan atau bahkan memprakarsai kebiasaan jelek, apalagi kebiasaan jelek itu dibumbui dengan rasa kebersamaan, kekompakan,dll. Itu bisa jadi dosa jariyah bagi ente kalo tidak segera distop. 

Itu hanya sedikit contoh bagaimana kita harus memanfaatkan nikmat fisik di masa muda in dengan baik dan tepat. Jangan ikut-ikutan yang jelek, walaupun itu banyak. Masih banyak contoh2 bagaimana membuat masa muda kita ini lebih bermanfaat daripada menhabiskan waktu main game, tidur-tiduran (apalagi bangunnya kesiangan terus), dll. Bersemangatlah dalam memperbaiki diri selalu, dan jangan biarkan kebiasaan jelek anda ditiru oleh orang lain. Bahaya itu bro. 

Ok selamat belajr dan berjuang para pemuda pemudi Indonesia. Semoga bisa membawa dan mengharumkan nama Indonesia di masa depan. Hidup Mahasiswa Indonesia !!!!

Jumat, 19 April 2013

Dari Teman SMA, Ternyata Jadi Jodoh

Teman SMA-ku, Jodohku
(Eps 3)

Raka tak patah semangat mesti nilainya masih ancur-ancuran. Ia yakin ia akan lulus, entah dengan nilai berapapun. Sementara si Fidha sudah diprediksi bakal lolos UN dengan mudah. Logikanya, kalo Fidha aja gak lulus UN, maka semua siswa-siswi kelas 12 angkatannya ga ada yang lulus. Yah semacam itulah pokoknya. Raka dan kawan2 sepermainannya merasa ada tekanan lebih di ujung masa SMA ini.

Hari menjelang UN pun makin dekat. Hari yag menentukan kelulusan anak-anak SMA makin dekat. Tak terasa tinggal 2 minggu lagi. Ada 2 tipe murid jika udah dalam kondisi begini. Yang pertama, murid santai. Murid spesies ini adalah murid2 yang secara fisik, maksudnya nilai rapor dan try out nya bagus-bagus. Mereka makin dekat makin ga sabar aja ngadepin. Gile aja. Yang kedua, nah ini adalah murid tegang. Tegang apanya?? Pikirannya lah, jangan yang lain2. Mereka merasa under-pressure menghadapi UN ini. Mereka merasa 3 tahun waktu sekolah mereka di SMA telah mereka sia-siakan untuk bermain. So, siapa yang lebih baik dari kedua spesies murid ini? Yah, kaga ada yang lebih baik. Semuanya adalah misteri, termasuk UN. 

Raka menjadi anak yang super rajin di H-2 minggu UN. Yang biasanya main-main di siang sampai malam hari, sekarang diganti menghadap buku dan sibuk diskusi sama temen2 nya. Akhirnya, sadar juga dia. Tak terasa udah hampir setiap hari matanya menatap ribuan soal latihan UN demi mengejar kelulusan yang sudha di depan mata. Yang lebih mengherankan lagi, dia sampai lupa ada pertandingan bola di setiap weekend nya. Bagus lah untuk sementara waktu, Ia juga makin sering singgah di rumah temannya untuk belajar bareng. Keren nih, termasuk ke rumah Iwan, tetangganya yang juga sekolah di SMA yang sama. 

"Wan, bisa ngajarin aku gak soal ini?" pinta Raka.
"Ohh yang ini pake rumus Archimedes, Rak, "sahut Iwan.
"Ohh Archimedes ya," sahut Raka sambil berpikir keras sambil memutar-mutar pensilnya selama 10 menit. 
"Archimedes itu yang mana Wan? Jangan ngaco ah masa soal beginia pake Hukum Archimedes?" kata Raka.
"Yah elah dibilangin kok ga percaya. Mau pake rumus apa lagi.Kan diketahui massa jenis, volum, massa air, massa benda, gravitasi. Ya udah masukin aja pokoknya" kata Iwan.
"Iya iya deh", Raka menggerutu sambil membuka buku untuk melihat apa sih rumus Hukum Archimedes. 

Begitulah kira-kira suasana belajar semua siswa SMA menjelang UN. Kadang bingung, kadang buntu, kadang lupa. Yah repot emang. Ketika si Raka masih sibuk mencari rumus-rumus di buku, si Fidha sudah sangat lancar mengerjakan latihan-latihan soal ujian. Hampir semua latihan soal dilahap habis sempurna. Bagaikan pisang yang berceceran di tengah jalan, dan di tengah itu ada monyet yang lewat (panjang bener perumpamaannya). Tak yang ada yang terlewatkan satu pun dari soal-soal latihan itu. Yang pasti, Fidha sudah sangat, bahkan terlalu siap untuk ujian sekelas UN. Ini bener-bener ngece yang bikin soal UN haha.

Dua minggu adalah waktu yang singkat untuk melahap semua materi 3 tahun belajar. Dua minggu adalah waktu yang sedikit untuk mengerti trik-trik mengerjakan soal-soal UN secara cepat. Dua minggu tersebut menjadi ajang pembuktian siapa yang serius belajarnya atau tidak. Yang pasti semua belajar dengan serius, engan kadar keseriusan masing-asing yang tak bisa disamakan. Ada yang sanggup belajar sampai 5 jam non stop, ada yang hanya 10 menit lihat rumus-rumus udah pusing. Ada yang bisa 3 jam non stop belajar tanpa break, ada yang setengah jam non stop break tanpa belajar. Ada bisa break 2 jam non stop, ada juga yang bisa break 4 jam non stop. Beda tipis. Dari sini muncul kesan UN itu sulit, padahal ya emang sulit, bagi yang ga serius belajar, dengan tingkat keseriusan masing-masing. 

Hari pertama UN pun tiba. Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi appetizer UN kali ini. Menjadi hidangan pembuka untuk para peserta UN. Menjadi tes mental pertama para peserta. Dengan pilihan jawaban yang lebih panjang daripada soalnya, Bahasa Indonesia berpotensi lebih menyulitkan daripada Matematika atau IPA. Padahal bahas sendiri lho Yah sama lah sama orang Inggris. Orang Inggris asli pun dijamin TOEFL nya ga selalu 600 ke atas semua. Ada yang 400 an juga. Karena emg pelajaran bahasa adalah permainan kata-kata. 

Para peserta UN berdatangan lebih awal. Ujian baru dimulai pukul 08.00, tpi merka udah mulai berdatangan yang 7 pagi. Suasana yang kontras dibandingkan waktu sekolah biasa, dimana ada yang mepet bahkan telat datangnya. Semuanya berwajah kalem dan baik-baik. Tak ada wajah saling benci, tak ada wajah saling dendam. Semua sudah saling memaafkan demi kelulusan mereka semua. Begitu bel berbunyi, mereka masuk berbarengan dengan pengawas. Suasana mencekam di awalnya, karena takut soal yang bakal dihadapi lebih sulit daripada latihan-latihan soalnya. Waktu 120 menit untuk mengerjakan Bahasa Indonesia dimulai smapai pukul 10,00. 

Suasana di kelas sangat tenang karena ada soal yang menentukan masa depan mereka, paling tidak 1 langkah, yakni kelulusan. Begitu pula di kelas Raka. Raka di duduk di kursi paling belakang. Dengan 4 tipe soal, A-D, para siswa harus pintar-pintar mencari timing bila ada ingin mencontek. Hayo kok mencontek sih. Tapi itulah yang terjadi. Dengan segala kreatifitasnya, siswa-siswi mengeluarkan jurus terbaiknya jika memang tidak bisa mengerjakan beberapa nomor yang sulit, termasuk Raka. Banyak trik yang dilakukan. Pertama, memakai kode jari, menunjuk angka 0 sampai 9. Angka 6-9 diisyaratkan dnegan ibu jari ditambah 1-3. Memanggilnya pun tanpa suara, tapi lewat suara hati dan mata. Semua sudah tau bahwa mereka harus peka dengan lingkungan sekitar.Para pengawas pun tak mau kecolongan. Mata mereka pun terus mengawasi setiap detik yang dilewati sampai waktu mengerjakan habis. Trik selanjutnya adalah dengan menggunakan kertas yang disebar. Pengawas kurang kesulitan untuk mengantisipasi hal ini, karena kertasnya tidak dilempar langsung, kayak anak SD aja. Kertasnya diselipkan di antara penghapus dan plastik penghapus, sehingga tidak terlihat. Ketika ada yang pura-pura pinjam, maka itulah tanda-tandanya. Sungguh keterlaluan siswa-siswi ini. Kalo ketahuan, hancurlah mas adepan mereka. Untungnya sampai hari ke-4 ujian, yang ditutup dengan Bahasa Inggris dan IPA tidak ada yang ketahuan mencontek. Mungkin di satu sisi kita mengutuk perilaku siswa seperti ini karena tidak jujur, tapi di sisi lain ini akibat kebijakan pemerintah juga yang menentuka bahwa kelulusan siswa SMA hanya ditentukan oleh nilai UN sja, tak ada nilai lainnya. Seperti kita menilai bagusnya mobil dari casing-nya, tanpa dicek mesin dan interiornya. Ironis. Tapi, itulah kenyataanya.

UN hari ke-4 selesai sudah. Begitu bel bergemuruh, anak-anak sontak berteriak lega UN sudah selesai, terutama Raka. Selesai udah penderitaan ini. Fidha yang memang sudah siap dari awal biasa-biasa aja begitu UN selesai. Langsung Raka mengambil bola menuju lapangan bersama komplotannya melewati kelas Fidha. 
"Fid, udah selesai nih. Ke lapangan yuk main-main bareng", ajak Raka. 
"Oh ya gampang ntar aku nyusul deh", sahut Fidha lesu karena pikiran diperas oleh 2 pelajaran hari itu. 
"Oke oke. Senang-senang bentar lah, kan udah ujian", kata Raka sambil menepuk pudak Fidha dan langsung berlari menuju lapangan. Hanya senyum kecil yang muncul dari Fidha. 

Raka dan kawan-kawannya benar-benar kesetanan siang itu. Rasa senang tiada kira mereka dapatkan karena UN selesai. Guru-guru juga lega karena anak-anaknya senang UN selesai, yang bisa jadi pertanda mereka sudah yakin bakal lulus UN. Main bola pun mereka puaskan sampai sore hari. Sampai-sampai hujan pun mereka hiraukan. Shalat ashar pun jadi tertunda gara-gara main bola, astaghfirullah. Raka yang diantara teman-temannya agak lebih baik kesadaran beragamanya, segera keluar lapangan lalu ambil wudhu untuk shalat. Setelah itu, kembali ke lapangan melanjutkan permainan. Raka juga mulai mengingatkan teman-temannya untuk segera shalat ashar bagi yang belum. Dari kejauhan nampak si Fidha dan teman-temannya asyik ngobrol kesana kemari melepas penat setelah UN. Tak sengaja, pandangan matanya tertuju kaepada Raka yang sedang mengajak teman-temannya untuk shalat. Terlihat senyum kecil lagi di wajahnya melihat tingkah Raka. Teman-temannya mulai meledeknya.
"Senyum-senyum sendiri ni yee" ledek Fitri. 
"Iya nih, Fidha senyum-senyum ke siapa ya ini," tambah Hani. 
"Apaan kalian ini. Ga buat siapa-siapa. Buat semua anak-anak itu yang lagi main. Seneng banget bisa lepas beban habis UN,"kata Fidha sambil sedikit grogi. 
"Yang bener Fid. Senyummu itu bukan senyum untuk semua orang, tapi untuk 1 orang aja kayaknya"sahut Fitri memanaskan suasana.
"Ngaku aja Fid gapapa kok. Kita ga bakal bialng sapa-sapa. Cuma buat rahasia kita bertiga kok,"pinta Hani lagi dengan muka memelas kali ini. 
"Ah apaan kalian ini. Udah ayo pulang udah sore ini. Keburu hujan lagi,"kata Fidha sambil membawa tasnya pergi. 
"Ehm ehm pokoknya sebelum lulus harus cerita ya Fid, hahha,"timpal Hani dan fitri berbarengan.
Hari itu berakhir bahagia, dimanapun SMA itu berada. UN SMA telah selesai. Sekarang, tinggal menunggu pengumumannya sekitar 1 bulan lagi. 

Satu bulan menuju pengumuman bukan waktu yang santai sebenarnya. Para siswa dihadapkan dengan gelaran ujian yang lebih besar, SNMPTN alias Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Ngeri kan namanya? karena ngeri tu, para siswa dituntut lebih cerdas dalam menyelesaikan soal-soal SNMPTN, karena level soalnya jauh berada di atas UN. Para siswa yang mengikuti SNMPTN undangan pun dibuat deg-degan menanti hasil seleksi undangan di universitas-universitas melalui nilai-nilai rapor mereka. Raka yang tadinya girang UN selesai, sekarang harus berhadapan dengan buku-buku lagi untuk persiapan SNMPTN smbil menunggu pengumuman kelulusan UN saja, karena ia tak ikut undangan. 

Raka lebih santai mengahadapi SNMPTN, karena ia merasa lebih siap gara-gara belajar sangat keras menjelang UN. Ia lebih banyak mengikuti pelajaran di tempat bimbingan belajar daripada di sekolah, karena di sekolah memang tidak menyediakan kursus untuk mengerjakan soal-soal SNMPTN. Sekolah sekarang dikuasai anak-anak kelas 11. ANak-anak kelas 12 pindah ke tempat bimbingan belajar, karena materi dan latihan soalnya lebih bervariasi. Raka dan Fidha berada di tempat bimbel yang sama. Intensitas pertemuan mereka lebih sering daripada dulu. Tapi tetap aja tak ada yang berubah dari mereka, cuma sebatas teman. Teman yang mungkin sebenarnya menyimpan perasaan satu sama lain, tapi masih dipendam. Masih belum berpikir yang aneh-aneh. Mereka sering ketemu, walau hanya sekadar membahas 1-2 soal saja. Beberapa kali juga mereka belajar hingga malam jika ada soal yang sulit dipecahkan bersama tentor bimbel itu. Sering juga mereka jajan di depan bareng, walau hanya sebentar, tidak seperti anak-anak lain yang menghabiskan waktu jajannya sambil ngobrol panjang lebar. Tapi tetap saja, sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit. Bisa jadi apa yang di  dalam hati mereka seperti itu. Seperti air yang tenang, tiba-tiba menghanyutkan benda di sekitarnya.

Perubahan siginfikan terjadi pada Raka menjelang SNMPTN ini. Ia lebih religius kali ini. Shalat un tak pernah ditunda. Selalu bersegera dan berjamaah. Fidha sedikit banyak juga terkena imbas dari Raka, walau tidak banyak. Raka menjadi begini karena ia baru saja membaca buku motivasi dari seorang motivator ulung yang kata-katanya menginspirasinya, bahwa semua yang kita usahakan di dunia ini harus dilandasi dengan niat menuju kebahagiaan di akhirat. Masya Allah. Raka menjadi agak kalem kali ini, Raka menjadi anak yang tidak blak-blakan omongannya seperti sebelumnya. 
"Weh, Rak, sekarang tambah rajin shalatnya kamu",kata Fidha.
"Masa sih? Biasa aja ah. Aku ngeras aga ada perubahan apa-apa kok,"jawab Raka. 
"Anak-anak lo juga ngomong kayak gini. Berubah bener kamu Rak sekarang, Cie ciee,"ledek Fidha. 
"Apaan dah. Lupain aja deh. Udah-udah ayo balik ke kelas lagi,"sahut Raka cepat. 
Ternyata teman-teman Raka juga merasa ada perubahan yang signifikan dari Raka ya. Selamat, Raka !!!





Selasa, 09 April 2013

SELAMAT UJIAN TENGAH SEMESTER !!!

Ga kerasa semester genap sudah memasuki separuh pertama. Semua mahasiswa menjalani apa yg disebut UTS alias Ujian Tengah Semester. Ada yang sedih, senang, atau biasa2 aja. Tergantung selera dan persiapan masing-masing. 

Ada yang sedih ketika UTS datang. Kenapa? Bisa jadi persiapan alias belajarnya belum optimum, belum maksimal. Bisa juga karena lagi ada masalah pribadi. Masalah pribadi juga bermacam-macam, ada yang maslah keluarga, masalah dgn teman, masalah dgn dosen, dan lain2 nya. 

Ada juga yang girang begitu UTS datang, sampe ngadain syukuran di kosannya gara-gara UTS (makan aja mikir, boro2 syukuran). Mereka merasa persiapan mereka sudah sangat matang dan siap tempur menghadapi soal UTS model apapun. Tapi, yang perlu temen2 ingat, sesiap dan semaksimal apapun persiapan teman2, yakinlah persiapan dosen dengan soal2nya lebih siap daripada teman2 semua. HAHAHA. Kenapa begitu? Sudah barang tentu dosen tidak akan memberikan soal terlalu mudah kepada mahasiswanya di ujian. So, bersiaplah menghadapi kejutan dari dosen. 

Hmm biasanya dosen emang punya kejutan pas ujian? Tentu ada brooh. Kejutan yg pertama biasanya adalah ujian yg semula open book, tiba2 jadi closed book, apalagi kalo matkul itu banyak hafalannya. Kejadian ini udh menimpa Teknik Kimia UGM 2011 di Matkul PAAL-A, dimana tahun2 lalu ujiannya open book, tiba2 tahun ini jadi closed book. Soalnya emg mirip dgn thun2 lalu, tpi jawaban soal2 itu terlalu banyak untuk diingat. Apalagi pengumuman itu baru diumumkan krg lebih seminggu sebelum UTS. Terang saja kelabakan mahasiswanya untk menghafal segitu banyak materi. Semoga dosennya pengertian dan welas asih terhadap mahasiswanya. Hehehe

Yang penitng, jangan mencontek saat ujian. Jangan sampe ada nama kita di form mahasiswa yg curang saat ujian. Kalo pun gabisa ngerjain soalnya, truslah berusaha, karena barangkali ketika kamu menyerah, sebenarnya kamu sudah dekat sekali dengan kesuksesan. Hehehe. Jangan pernah menyerah ketika melihat integral, algoritma, diferensial, dll ketika mereka muncul di lembar soal ujian.


SELAMAT MENGERJAKAN DAN SUKSES UTS !!




Kamis, 21 Maret 2013

Dari Teman SMA, Ternyata Jadi Jodoh (Eps 2)

Teman SMA-ku, Jodohku
(Eps 2)

Tim Raka hanya bisa tertunduk lesu. Yang membuat mereka tidak percaya, yang melakukan bluncer adlah pemain andalan mereka sendiri, Raka. 
"Gimana kau ini, Rak. Buang aja bolanya tadi,"sahut Jarwo sambil agak emosi. 
"Bener Jarwo, jangan asal passing aja kamu Rak. Kita yang rugi nih,"timpal si Awi selanjutnya.
Komentar2 di atas bener-bener bikin si raka tersudut dan terpojok. Belum pernah rasanya dia merasakan hal seprti ini. Menjadi seorangyang patut disalahan atas kekalahan timnya. Hanya gara-gara kesalahannya, semua anggota timnya menanggung kekalahan ini. Sampai di rumah pun, wajah Raka masih cemberut, walau udah agak mendingan gara-gara ada soto ayam buatan ibunda tercinta menyambutnya begitu sampai rumah. Namun, tetap ada rasa gak enak sama temen2nya gara-gara hal tadi. 

Bingung dan bingung. Mau ngapain untuk melampiaskan kecemberutannya. Mau main laptop, ternyata belum punya. Soalnya masih anak SMA kata ayahnya, Mau megang bola, ga mood. HP lah yang jadi sasarannya. Dibukanya daftar kontak nomor HP teman2nya untuk dismsin 1 per 1 untuk minta maaf. Tak sengaja ia menemukan nama Fidha di HP nya. Hmm. Sejenak ia terhenti melihatnya. Akhirnya, ia sms tuh si Fidha. Nanyain segala hal yg bisa ditanyain dan diobrolin bareng. Setelah beberapa menit membuka obrolan, Raka mengirim sms ke Fidha bgitu sebaliknya kira2 seperti ini:
R: Tadi liat pertandingan kelasku ga?
F: Lihat kok rak. Kenapa?
R: Tau brapa skornya tadi??
F: Tau lah. Tim mu kalah 2-1 kan?? Knp emg?
R: Hehe. aq ngrasa g enak sm tmn2ku. Td disalahin mulu.
F: Ya mau gmna lagi rak, emg tadi salahmu kan. Gpp lain kali jgn diulangi
R: Oh ya mksih, tpi tetep aja ada rasa ga enak. Kelasmu gmana kmrin?
F: Kelasku udh kalah di penyisihan rak. Yah tau lah pemainnya kan ga bgitu jago2..
R: Hahaha sori ga ad mksud ke situ. Oh ya gimana les di tempat yg baru itu? enak ga? mau ikut coba soalnya..
F: Oh itu. enak ko rak. Tmn2 kita jg banyak yg dsana. Ikut aja gapapa. Hehehe
Hal ini berlangsung selama 2 jam lamanya. Saling balas sms. Yah remaja SMA banget kan. Mulai berani ngapa2in. Ati2 lo ya, ntar kejerumus hal yg nggak2 hahhaa..

Momen malam itu menjadi sesuatu yang baru bagi Raka dan Fidha. Si Raka baru kai ini curhat masalahnya ke seorang perempuan yang baru aja akrab. Si Fidha juga sama. Dia merasa baru kali ini ada laki2 yg mau curhat masalahnya ke dia, lewat sms lagi, malam2 lagi, jam2 mau tidur lagi, pas ada sinetron lagi, dan lagi2 lainnnya. Hayo keduanya ge er. Jangan sampai yak. Walaupun sebenernya keduanya ngrasa GR, tapi keduanya ttp menyimpan rasa GR nya sendiri2. Ternyata mereka saling tunggu sms. DAn apa yang terjadi smaa mereka? Mereka malah ga jadi sms terus gara2 saling nunggu. Lagi kan ciri ababil nya keluar. Baru akrab dikit,udah langsung GR. Udah langsung kayanya bakal jadi sesuatu yang wahhh. 

Beberapa hari kemudian, Si Raka bener2 ikut les di tempat belajar Fidha. Dia langsung ngabari Fidha kalo dia les juga di tempat itu. Reaksi Fidha? Ternyata biasa2 aja dari wajahnya, walaupun dari dalam hati kayanya ia seneng Raka bisa gabung disana. Sayangnya, ia ga 1 kelas dengan Raka. Beda hari lagi. Jadi rasanya untuk ketemuan waktu les aja udah gak mungkn banget. Raka di sekolah juga sibuk main, sementara Fidha sibuk belajar dan organisasi. Sampai suatu ketika, di tempat les, Raka dan Fidha ketemu.
R: Woi fid gimana kabarnya kok ga ada kabar bbrap hari ini? 
F: oh rak. Aku lgi sbuk belajar. Soalnya mau UAS ini. Lah kmu ?
R: wkwk aku ga sempet nih fid belajar. Masih sering kumpul2 sama temen2 juga soalnya. Makanya aq nambah jam belajar disini biaar lebih enak. 
F: Oh gitu? Dulu wktu masuk sini kok gak anya aku hari apa lesnya? Kalo breng kan enak sama anak2 juga banyak ...(mulai modus, tapi tete kalem).
R: Waduh itu yg daftarin ayahku soalnya. Aku cm ditanyain bisa hari apa aja. Ya udh didaftarin deh. Sori ya. Aku gatau kalo ternyata anak2 banyak disinii..
F: Oh gitu ya udah gapapa. Emm, aku mau pulang dulu ya rak. Udah malam ni. 
R: Oh ya udah kalo gitu. rumah mu dmana? (eaa gantian modus kuno ala anak SMA )
F: Oh aku di daerah Sawangan, Rak. Knapa?
R: Oh rumahku juga disana (dlm hati: jauh banget dr rumahku). Mau bareng ??
F: Wah aku udah dijemput ayahku. Makasih rak. Duluan ya..
Hahahaha. Ternyata Raka gagal. Gapapa, lain kali mungkkin bisa, pikirnya sih gitu. 

Hari demi hari menjelang kenaikan kelas 12 mkin dekat. Akhirnya kenaikan kelas itu tiba. Semua murid naik kelas, dengan nilai rapor yang berbeda-beda. Si Fidha berhasil masuk jajaran peringkat atas paralel angkatan, sementara Raka di peringkat tengah2 kelasnya pun ga masuk. Untung masih naik kelas. Kelas 12 sudah di depan mata. Semua elemen sekolah pun menjadi lebih hati2 dalam mempersiapkan program2 untuk siswa-siswa kelas 12 yag baru ini. Akan tetapi, dasar anak SMA, siswa2 nya malah masih nyante menjelang kelas 12. Beberapa siswa malah santai banget menghadapi kelas 12, yang kata orang2 itu waktunya untuk tobat. Emang bener sih, tapi apa tobat harus nunggu kelas 12. Yah balik ke cerita. Intinya, semuanya mau ga mau mempersiapkan diri menuju ke kelas 12. 

Kelas 12 pun dimulai. Anak-anak IPA pun mulai dijejali materi-materi yang lebih sulit kayak integral, statistik, turunan, dkk. Kebetulan Raka dan Fidha masuk jurusan IPA. Si Fidha mulai meninggalkan OSIS sedikit demi sedikit agar bisa lebih fokus ke belajar. Raka malah sebaliknya. Malah makin rajin main boal tiap istirahat. Alasannya sih biar ga stress. Soalnya materi kelas 12 susah2 katanya. Ada-ada saja. Komunikasi Fidha dan Raka pun makin kabur, makin jarang ketemu lagi. Walaupun keduanya pengen ketemu, ada saja yang menhalangi, terutama jadwal les smpai malam yang ga karu2an membuat keduanya jarag ketemu. 

Masa-masa kelas 12 kata orang-orang adalah masa-masa paling galau. Galau masa depannya, dimana seorang remaja SMA kelas 12 sudah harus memikirkan mau kuliah dimana, mau masuk AKMIL, AKPOL, kerja dimana, mau jadi apa, nikah sama siapa, mau gaju berapa nanti, dsb. Dan itu smua harus diawali oleh kelulusan SMA yang kurang dari 1 tahun akan mereka hadapi. Termasuk Raka dan Fidha. Mereka sudah mulai merancang mas depan mereka mau seperti apa, dimana, bagaimana, dengan siapa, dan seterusnya. Raka ingin menjadi seorang pengusaha sukses, karena pikirnya dia ga pantes jadi dokter atau insinyur yang notabene mencirikan orang rajin dan pintar banget. Si Fidha malah kebalikan Raka. Ia inigin menjadi dokter, insinyur, saintis, atau pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan sains. Bener2 berkebalikan ya mereka. 

Nilai semster 1 pun sudah keluar. Nilai Raka masih saja rata-rata. Nilai Fidha sudah pasti di atas rata-rata. Jauh di atas rata-rata. Orang tua Raka mulai khawatir dengan nilai-nilai Raka. Ibu Raka pun membuka sesi curhatnya dengan Raka.
I: Rak, nialimu masih biasa2 aja lo. Udah mau UAN lo 
R: Iya bu. Tapi raka udah usaha. Tpi ttp aja masih biasa2 aja. 
I: Kamu harus belajar lebih keras. Lebih giat. Bahkan kalo perlu mau les tambahan lagi. 
R: Waduh bu ndak usah. Les satu ini udah nguras tenaga dan waktu banyak banget. 
I: Ya udah. Pokoknya Rak, kamu harus udah rancang masa depanmu ya. Ntar kamu kerja dimana, nikah sama siapa, sama lain2nya harus udah dipikirin lo. 
R: Iya bu, Raka udah mulai mikir Tpi ini dulu yag dipikir bu. Kalo mkir kejauhan, malah bisa gagal yang disini. 
I: Ya udah  pokoknya bapak sama ibu akan doain kamu terus supaya berhasil dalam hal apapun, termasuk masa depanmu nanti. 
R: Iya maksih banyak bu.
Percakapan antara ibu dan Raka yang baik. Sang ibu tidak mearahi Raka karena nilainya jelek. Begitu juga Raka tidak marah2 kalo dinasihati. 


End of Eps. 2