Gurita
Sang Pencari Ilmu
Olimpiade Gurita adalah acara yang ditunggu-tunggu oleh
semua gurita di dunia, termasuk Piti si gurita merah. Acara ini mempertemukan seluruh gurita-gurita terbaik
dari seluruh belahan dunia. Ajang ini menjadi ajang keilmuan yang dimiliki oleh
gurita-gurita terbaik di masing-masing daerahnya. Gurita-gurita dituntut untuk
selalu memperbarui ilmunya agar mampu bersaing di Olimpiade Gurita. Piti sudah tak sabar ikut di dalamnya.
Piti belajar dengan giat. Ia selalu mencari informasi kesana kemari tak pernah lelah. Ia selalu bermimpi memenangi Olimpiade Gurita. Ia tidak ingin melewatkan masa hidupnya dengan sia-sia. Piti berguru kepada siapapun yang ia anggap punya ilmu lebih, tak peduli lebih muda atau tua. Piti benar-benar seirus menimba ilmu untuk mempersiapkan dirinya di ajang tersebut.
Olimpiade Gurita sudah ada sejak lama. Acara ini sudah
berlangsung sebanyak 10 kali dimulai pada tahun 2001, dengan jeda antar
Olimpiade Gurita sebanyak 1 tahun. Acara ini akan berlangsung untuk ke-11
kalinya pada tahun ini. Persiapan-persiapan yang dimiliki gurita-gurita,termasuk Piti, haruslah sangat matang.
Olimpiade Gurita ini memiliki beberapa jagoan. Pertama, Imi
si gurita hijau. Imi berasal dari Laut Bermuda, Amerika Tengah. Imi telah
menjuarai Olimpiade Gurita sebanyak 3 kali, yakni tahun 2001, 2002, dan 2003.
Jagoan kedua adalah Fini si gurita hitam dari Laut Filipina, Asia Tenggara.
Fini telah menjuarai Olimpiade Gurita sebanyak 2 kali, yakni pada tahun 2005
dan 2006. Fini selalu menjadi peringkat 2 di Olimpiade Gurita sejak tahun
2007-2010, sehingga di tahun 2011 ini dia berambisi untuk merebut predikat
juara Olimpiade Gurita. Sedangkan Piti bukan menjadi unggulan di dalam kejuaraan ini.
Juara terbanyak Olimpiade Gurita adalah Gili si gurita
coklat. Gili adalah gurita yang berasal dari Samudera Pasifik, tepatnya di
Utara negara Vanuatu. Gili menjadi juara Olimpiade Gurita sejak tahun
2007-2010. Ia sudah memenangi ajang tersebut sebanyak 4 kali. Gili sangat
berambisi untuk menambah koleksi gelar juaranya pada tahun ini.
Olimpiade Gurita pun akan segara dimulai. Seluruh gurita
dari seluruh belahan dunia berkumpul di tempat kejuaraan. Tuan rumah Olimpiade
Gurita kali ini adalah Laut Banda, Indonesia. Seluruh gurita mulai berdatangan
di Laut Banda sehari sebelum Olimpiade Gurita dimulai. Para gurita tuan rumah
menyambut para peserta dengan ramah. Tuan rumah sangat menghargai dan
mengutamakan kenyamanan para tamu selama berada di Laut Banda, Indonesia.
Pembukaan Olimpiade Gurita esok harinya berlangsung meriah.
Pembukaan diawali oleh sambutan Pak Ode si gurita kuning. Beliau menyambut
seluruh peserta dan mengajak untuk sportif dalam meraih kemenangan. Pembukaan
dilengkapi dengan atraksi kembang api yang luar biasa indah. Olimpiade Gurita
pasti berlangsung sangat meriah.
Olimpiade Gurita pun dimulai. Babak penyisihan pun dimulai.
Para peserta sebanyak 32 gurita dibagi menjadi 8 grup. Masing-masing grup diisi
oleh 4 gurita. Imi, Fini, Gili, dan Piti berada di 4 grup yang berbeda. Setiap grup akan diwakili 2 gurita terbaik di masing-masing
grup, sehingga total ada 16 gurita terbaik yang lolos ke babak ke-2. Di babak
kedua, setiap gurita akan saling berhadapan satu lawan satu, sehingga nanti
diperoleh 8 gurita terbaik di babak semifinal. Lalu, 4 gurita terbaik akan
didapatkan dari babak semifinal untuk bertarung di babak final.
Para peserta menunjukkan kemampuan dan kecerdasannya di
Olimpiade Gurita kali ini. Tiga gurita unggulan, yakni Imi, Fini, dan Gili yang
diprediksi bakal melenggang ke final benar-benar tidak kesulitan untuk melewati
babak penyisihan. Para jagoan itu mulai menemui kesulitan di babak ke-2. Namun,
mereka bertiga mampu melewati hadangan lawan-lawannya. Dengan kualitas yang
sangat prima, 3 jagoan itu mampu melewati babak semifinal dan melenggang ke
final.
Finalis yang ke-4 adalah Piti si gurita merah yang berasal dari Laut
Natuna, Indonesia. Para penonton tak mengira Piti bisa menembus babak final. Namun, melihat sepak terjang Piti sejak babak penyisihan, maka tak salah ia pantas masuk sebagai finalis. Seluruh penonton tertuju kepada Piti.
Babak final akhirnya tiba. Babak yang ditunggu-tunggu oleh
seluruh gurita di seluruh dunia akhirnya datang. Ada 4 gurita terbaik yang
berhasil mengalahkan lawan-lawannya di babak-babak sebelumnya. Para finalis
terdiri dari Imi, Fini, Gili, dan Piti. Para finalis diharuskan menjawab
soal-soal dari juri. Siapa yang mampu menjawab dengan benar dan memiliki jumlah
terbanyak, ialah pemenangnya.
Babak final berlangsung seru. Ada 65 soal yang diajukan
juri dengan sistem rebutan. Masing-masing jawaban benar dari peserta bernilai 1
poin. Para finalis harus berfikir keras dan cepat untuk mampu menjawab dengan
benar. Para finalis silih berganti menjawab soal-soal dari juri. Para penonton
bersorak gembira jika melihat jagoannya mampu menjawab dengan benar.
Babak
final kali ini benar-benar menegangkan. Piti kelihatan kesulitan di awal-awal. Namun, ia berhasil bangkit di pertengahan babak. Skor masing-masing gurita berbeda
sangat tipis. Di Olimpiade-Olimpiade sebelumnya, ketika soal memasuki nomor 55
biasanya sudah bisa ditebak siapa pemenangnya, karena selisih poin yang jauh. Namun, sekarang sangat berbeda. Hingga pertanyaan ke 60, skor ke-4 finalis
berbeda sangat tipis,sehingga masih sulit diprediksi siapa pemenangnya. Piti terlihat tegang karena belum pernah menghadapi kondisi seperti ini
Babak final pun mencapai klimaksnya. Soal ke-64 mampu
dijawab Gili dengan benar, sehingga Gili pun berhasil menyamakan skor dengan
ke-4 finalis menjadi sama 16 poin. Pertanyaan ke-65 pun mejadi pertanyaan
penentu siapa juara Olimpiade kali ini. Para finalis dengan siaga menunggu dan
mendengarkan pertanyaan dari juri. Mereka yakin pertanyaan ke-65 ini pasti
pertanyaan tersulit di Olimpiade Gurita kali ini.
“Apakah Pluto termasuk
planet? Sebutkan alasannya”, tanya juri.
“Hmmm...”, gumam para
penonton setelah mendengarkan pertanyaan yang ternyata begitu mudah untuk
dijawab.
“Ya, betul pak. Pluto
termasuk planet karena ia memiliki orbit, mengelilingi matahari, dan tidak
mengeluarkan cahaya”, jawab si Gili dengan tegas diikuti oleh muka kecewa
finalis lainnya, termasuk Piti, karena kurang cepat menjawab soal tersebut.
“Jawaban anda, salah.
Silahkan finalis lain yang memiliki pendapat lain”, kata juri.
Para finalis dan penonton sangat kaget dengan jawaban juri.
Mereka semua pasti tahu bahwa Pluto adalah planet ke-9 di tata surya kita.
Namun, para juri malah menyalahkan jawaban itu. Terlihat si Gili sangat
terpukul dengan jawaban itu. Ia takut kehilangan gelarnya. Terlihat Fini, Imi,
dan Piti sedang berpikir keras. Mereka mengingat-ingat kembali ilmu tentang
tata surya mereka. Tiba-tiba, Piti mengangkat tangannya untuk menjawab soal
juri tersebut.
“Pluto bukanlah anggota tata
surya lagi. Ia memang memiliki orbit yang mengelilingi matahari, namun orbitnya
tidaklah seperti planet-planet lain yang orbit melingkar. Orbit Pluto memotong
orbit planet lain, seperti Uranus dan Neptunus, sehingga tidak bisa dikatakan
sebagai planet. Tahun 2010, ilmuwan NASA juga sudah mengeluarkan Pluto dari
golongan planet di tata surya kita. Sehingga, Pluto bukanlah planet lagi
sekarang”, jawab Piti dengan lancar.
Para juri berdiskusi sejenak setelah mendengar jawaban
Piti. Penonton dan para finalis lain pun kaget dengan jawaban Piti. Para juri
pun membenarkan jawaban Piti dan Piti pun menjadi juara Olimpiade Gurita untuk
pertama kalinya. Piti tak percaya bahwa ia menjadi juara Olimpiade Gurita. Ia
sangat bangga dan senang denga prestasinya ini. Ia sama sekali tidak menyangka
bisa mengalahkan jagoan-jagoan yang sangat diunggulkan.
Sesi penyerahan hadiah dan medali pun tiba. Fini mendapat
juara 3, Imi mendapat juara 2, dan Piti mendapat juara 1. Setelah menerima
medali, Piti diberi kehormatan untuk berbicara di hadapan seluruh penonton dan
peserta Olimpiade Gurita.
“Terima kasih kepada ayah
dan ibu saya yang telah membantu saya meraih prestasi ini. Terima kasih juga
untuk guru-guru, teman-teman, dan semua orang yang telah membantu saya. Saya tidak
menyangka bisa mendapat gelar ini. Saya bukanlah orang-orang jenius seperti
teman-teman peserta Olimpiade Gurita ini. Saya tidak memiliki tingkat
kecerdasan yang sangat tinggi. Namun, saya suka mencari ilmu-ilmu yang baru
dari siapapun dan manapun. Saya selalu peka terhadap apa yang ada di dunia ini,
sehingga saya juga tahu apa yang menjadi hal baru di dunia ini, termasuk
tentang Pluto tadi. Oleh karena itu, teman-teman semua, janganlah kita merasa
sudah pandai dan merasa tidak butuh ilmu yang baru. Yakinlah, dunia ini selalu
berubah dan selalu ada yang baru. Hilangkan rasa sok pandai kita, dan mari
tingkatkan rasa keingintahuan kita”, kata Piti di depan seluruh penonton dan
peserta diikuti tepuk tengan meriah dari seluruh peserta dan penonton.
Piti telah menunjukkan bahwa bakat alami hanyalah
sebagian kecil penentu kesuksesan. Kerja dan belajar keraslah yang membuat kita
sukses. Bakat hanya mampu menunjukkan potensi kita sesaat. Namun, bakat tanpa
dipoles dengan kerja dan belajar yang keras, tidak akan pernah mengantarkan
kita kepada kesuksesan.