WAHAI PEJUANG MALAS, HARAPAN ITU MASIH ADA!
SELAMAT MALAM, PARA PEJUANG MALAS !!
Memasuki tahun-tahun yang seharusnya sudah masuk ke tahun-tahun selesainya belajar di bangku kuliah, masih banyak, bahkan sangat banyak mahasiswa yang masih berkutat dengan GPA alias IPK alias Indeks Prestasi Kumulatif. Memang banyak yang menjelang tahun ke 4 ini, GPA nya sangat baik. Namun, kita tidak menutup mara, banyak teman-teman kita yang masih "menderita" GPA alias IPK. So, what should be done with this fact?
Disini, kita tak perlu membahas para penikmat IPK, karena mereka memang tidak punya masalah yang bgeitu kompleks. Yang menjadi masalah kali ini adalah bagaimana mengoptimalisasi potensi2 para mahasiswa yang masih bermasalah dengan IPK. Sebagai contoh, di jurusan saya, yah sebut saja Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada. Tanpa menyebut nama dan bermaksud merendahkan, masih banyak kawan-kawan di jurusan saya yang masih bermasalah dengan IPK, baik IPK itu berkisar 2,00-2,50 atau, 2,51-2,99.
Banyak yang menyebut jurusan ini memang sulit, kawan. Tak hanya kawan-kawan kita yang sudah lulus, maba-maba di jurusan ini sudah merasakan. Gabungan konsep matematika, kimia, dan fisika digabung menjadi sebuah ilmu bernama Teknik Kimia. Tapi, bukan sulitnya itu yang menjadi masalah, akan tetapi seberapa besar usaha kita menghadapi kesulitan itu. Kesulitan itu ada untuk dihadapi. Sebesar apapun anda mengeluh, baik tentang matkulnya, dosennya, kelasnya, gedungnya, bukunya, dll, tak akan mengubah yang sulit itu menjadi mudah. Right?
Wahai para pejuang malas, walaupun kalian sudah memasuki tahun ke 3 atau 4, jangan kalian lemah. Tunjukkan semangat anda menyongsong sisa-sisa semester normal yang masih ada. Walaupun GPA kalian berkisar 2,00-2,99, jangan putus asa. Jangan putus harapan di tengah jalan ini. Tak ada jalan kembali di tahun ke-3 atau 4. Once again, no way back!! Mungkin kalian masih bermalas-malasan di 5 semester awal kemarin, yang mungkin menyebabkan kalian tidak punya jatah SKS ekstra semester ini. Namun, mari kita sama-sama tingkatkan tingkat keuletan kita semester 6 ini. Sungguh kawan, sudah tak ada jalan kembali. Jalan kembali terakhir ada di akhir semester 4 kemarin, dan kita memutuskan tidak mengambilnya.
Mungkin ada beberapa orang yang meremahkan kalian,walau tak semuanya, mulai teman kalian sendiri, dosen, bahkan mungkin para bos-bos industri tujuan tempat bekerjamu kelak. Mungkin beberapa dari mereka sedang meremehkanmu karena kau tak mampu lulus dalam 8 semester. Bahkan, mungkin ada beberapa dari kalian yang sudah siap-siap jika harus sampai semeser 14. Mungkin orang-orang banyak yang menganggap kalian tak bakal punya pekerjaan, karena pekerjaan itu akan diperebutkan oleh para lulusan-lulusan tercepat nan cumlaude. Mungkin banyak orang yang menganggap kalian sulit mendapat jodoh yang ideal, mengingat kalian kuliah saja lama, bagiamana bisa menghasilkan uang, apalagi memeperistri anak orang? Begitu pikir orang-orag di luar sana. Really, don't listen them.
Kalian mungkin akan lulus dalam 5,6, atau bahkan 7 tahun. Mungkin kalian akan merasakan fase-fase iri, ketika teman-temanmu sudah bekerja di perusahaan ini itu, dirimu masih berkutat dengan bangku kuliah dan berbagai textbook. Ketika teman-temanmu sudah menghasilkan uang, bahkan ada yang menikah, kau masih sibuk dengan penelitian atau TA yang belum selesai. Biarlah kawan. Kalian memang malas, tapi bukan berarti kalian tak punya semangat hidup. Bukan berarti kalian tak akan bisa mendapat uang, tak bisa mendapatkan jodoh impian kita, tak bisa beli rumah,dll. Ayo, walau kalian lulunya bakal agak lama, kalian harus buktikan bahwa mahasiswa lulus cepat tak lebih baik daripada yang lulus lama, dan kalian juga harus buktikan mahasiswa lulus lama itu tidak lebih jelek daripada mehasiswa lulus cepat.
Saya yakin, anda mau lulus dalm berapa tahun, orang tua kalian akan mendukungmu. Mereka akan berusaha mati-matian melihatmu diwisuda sebagai sarjana. Jangan sia-siakan amanah orang tuamu. Mungkin, 5 atau 7 semester kemarin kita menjadi anak yang tak tahu diri. Ayo berbenah di semester 6/8 dan seterusnya. Kita tak tahu akan menjadi apa di masa depan, yang penting kau harus selesaikan jalan ini sebaik-baiknya. Kau harus tuntaskan amanah ayah ibumu yang jauh-jauh meyekolahkanmu disini. Sungguh, puluhan juta uang yang mereka keluarkan, muaranya satu, melihat kalian diwisuda sebagai sarjana.
Wahai pejuang malas, kau mungkin bisa mengelak dengan mendewakan filosofi "IPK bukanlah segalanya", "GPA is not everything", "There are so many things can we do beside studying", dan filosofi2 lain yang sudah membuat kita sesat. Mungkin kau terinspirasi dengan Top Ittipat yang tak kuliah, tapi punya kekayaan Rp 450 M di tahun 2011. Atau kau terinspirasi oleh Einstein, yang punya dunia sendiri dan mampu membuat teori relativitas yang mencengangkan itu. Atau kau terisnpirasi oleh motivator-motivator kelas dunia, yang menganggap belajar atau kuliah hanya untuk bawahan-bawahan, sementara bos-bos dan CEO-CEO tak perlu belajar terlalu banyak
Filosofi di atas memang tak sepenuhnya salah, tapi juga tak sepenuhnya benar. Kalau kalian ingin jadi mereka, silahkan. Mereka kebanyakan memang lulus kuliahnya lama, atau bahkan ada yg di DO gara-gara terlalu ekstrim. Tapi apa kau rela orang tuamu jauh disana tiba-tiba menerima surat bahwa anaknya di DO? Tentu tidak. Mereka-mereka itu memang lulusnya lama atau GPA nya tidak bagus-bagus amat, tapi mereka punya kelebihan lain, misal mereka punya semangat bisnis yang kuat, jiwa sosial yang sangat2 tinggi, jaringan-jaringan yang luas, dan lain-lain. Kalau kalian kurang bagus di satu sisi, kalian harus wajib kudu punya kelebihan lain untuk menutupi kekurangan itu.
At last and the most important thing, mungkin kalian akan lulus tidak di semester 8. Mungkin kalian harus menerima kenyataan itu. Kenyataan yang harus diterimadengan lapang dada memang. Ketika kau punya kekurangan, yakni lulusnya agak lama, apa kelebihan yang sudah kau persiapkan untuk menutupi kekuranganmu itu tadi? Sudah punya jaringa-jaringan yang luas? Sudah punya ilmu-ilmu lain yang kau kuasai begitu dalam? Punya bisnis untuk menunjang masa depanmu? Atau, kau punya kelebihan-kelebihan lain yang bisa menutupi kekuranganmu itu.di masa depan kelak. Neraca kelebihan dan kekuranganmu harus kau seimbangkan, bahkan mungkin kelebihanmu harus melebihi kekuranganmu.
So, wahai pejuang malas, harapan itu masih ada. Yak, MASIH ADA!! Selalu ada kemudahan-kemudahan di balik sebuah kesulitan. Jangan risau. Walau kau mungkin masih hidup lebih lama di kampus ini, jangan merasa rendah diri atau malu. Tunjukkan kalian memang punya alasan yang kuat mengapa kalian terlanjur menjadi seperti ini. Kalau kalian sudah lulusnya lama, GPA tak bagus2 amat, jaringan teman gak banyak, ilmu-ilmu lain malas menimbanya, bisnis tak punya, orang tua makin tua, satu per satu teman-teman kita menikah, dan jodohmu nampaknya belum mendekat, apa yang bisa kau lakukan ketika akhirnya diwisuda nanti? Melamar kerja? Melamar anak orang? Mengemis pekerjaan? Silahkan tentukan sendiri.
---- mewakili keluh kesah beberapa teman di UGM dan kampus-kampus lain ----